Nilai tukar rupiah stagnan pada pertengahan perdagangan Selasa (19/1/2021), setelah bolak-balik di antara penguatan dan pelemahan. Dolar AS yang mulai mengendur membuat rupiah mampu beberapa kali ke zona hijau.
Melansir data Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.060/US$. Setelahnya, rupiah melemah 0,14% ke Rp 14.080/US$, kemudian berbalik menguat 0,21% ke Rp 14.030/US$.
Penguatan rupiah kemudian terpangkas, pada pukul 12:00 WIB, rupiah kembali stagnan di Rp 14.060/US$.
Dolar AS yang melesat pada pekan lalu mulai menginjak rem. Melansir data Refinitiv, indeks dolar AS kemarin sempat menguat, tetapi pada akhirnya stagnan di kisaran 90,768. Yield Treasury AS juga mengalami penurunan, tenor 10 tahun yang biasa menjadi acuan berada di kisaran 1,097%, turun 3,2 bps.
Sementara siang ini, indeks yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam tersebut turun 0,1% ke 90,676.
Meski demikian, rupiah tidak mulus melenggang di zona hijau. Level psikologis Rp 14.000/US$ terbukti menjadi support yang kuat, perlu tenaga yang lebih besar untuk menembus level tersebut.
Tanpa tenaga yang besar, rupiah rentan terkoreksi saat berada di dekat level Rp 14.000/US$.
Meski dolar AS sedang mengendur, tetapi rupiah harus berjuang lebih keras agar bisa kembali menguat di sisa perdagangan hari ini. Hal tersebut juga terlihat dari kurs non-deliverable forward (NDF) yang lebih lemah siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Sumber CNBC Indonesia