Pada perdagangan kemarin, Kamis (4/3/2021), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 21,5 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.266.
Pergerakan nilai tukar rupiah bakal dipengaruhi sejumlah faktor dari eksternal dan domestik pada perdagangan hari ini, Jumat (5/3/2021).
Pada perdagangan kemarin, Kamis (4/3/2021), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 21,5 poin atau 0,15 persen ke level Rp14.266.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menjelaskan, pergerakan nilai rupiah dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi AS yang terus berjalan. Hal tersebut diungkapkan The Federal Reserve (The Fed) dalam laporannya, Beige Book.
Kekhawatiran bahwa pengeluaran pemerintah AS yang sangat besar untuk mendukung ekonomi global dapat meningkatkan inflasi mengakibatkan aksi jual besar-besaran di Departemen Keuangan sejak awal 2021. Aksi jual memuncak pada imbal hasil 10 tahun yang mencapai level tertinggi dalam setahun selama tahun sebelumnya.
“Kenaikan tersebut menyebabkan saham global terhenti pada reli mereka dan dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang. Namun, seiring ketenangan terus kembali ke pasar, tampaknya dolar kembali dalam tren naik,” jelas Ibrahim dalam riset yang diterima Bisnis, Kamis (4/3/2021).
Sementara itu, pelaku pasar kecewa karena Federal Reserve dinilai tidak menunjukkan sikap yang jelas terhadap pergerakan pasar obligasi yang bikin waswas. Imbal hasil obligasi AS telah mencapai 1,5 persen dan telah memicu kekhawatiran akan valuasi saham yang terlalu mahal.
Dalam acara yang digelar Wall Street Journal secara online, Powell memang “khawatir” terhadap pasar obligasi akhir-akhir ini. Tapi ini dia tidak juga menawarkan langkah atau kebijakan untuk meredam gejolak yang ada di pasar obligasi.
Dari dalam negeri, pandemi covid-19 telah membuat angka pengangguran di Indonesia mencapai 10 juta orang pada 2020. Hal tersebut juga ditambah dengan kebutuhan lapangan kerja untuk angkatan kerja baru dari generasi muda.
Pelaku pasar juga terus menanti langkah pemerintah untuk mendorong kenaikan investasi. Pasalnya, apabila Investasi tidak berjalan maka target pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 5 persen tidak akan tercapai.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memprediksi nilai rupiah dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat tipis di rentang Rp14.220 – Rp14.290.
Di sisi lain, peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi memperkirakan rupiah menghadapi beberapa risiko jangka pendek dari capital outflow yang disebabkan oleh dinamika di pasar global.
“Outflow dari emerging markets selalu bisa terjadi, tapi kemungkinan hanya sementara karena likuiditas global melimpah akibat kebijakan moneter dan fiskal yang ekspansif, terutama AS, Uni Eropa, dan Jepang,” jelasnya.
Sumber Bisnis.com