Rentang pergerakan rupiah hari ini diprediksi di sekitar level Rp14.260—Rp14.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah diprediksi melemah terbatas pada perdagangan Rabu (2/6/2021) seiring dengan rilis data inflasi dan manufaktur.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan imvestor sedang wait and see yakni menunggu data ekonomi utama AS untuk Mei, termasuk IMP Manufaktur Institute of Supply Management (ISM), yang dirilis pada hari Selasa (1/6/2021).
“Data lebih lanjut, termasuk non-farm payrolls dan tingkat pengangguran, akan dirilis pada hari Jumat. Mereka juga mencerna rencana anggaran US$6 triliun yang diusulkan Presiden Joe Biden untuk tahun fiskal 2022 untuk berinvestasi dalam infrastruktur, pendidikan, dan memerangi perubahan iklim yang diumumkan pada hari Jumat,” katanya dalam rilis harian.
Sementara dari dalam negeri sentimen masih terkait dengan strategi yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pemulihan ekonomi agar segera membaik pascapandemi Covid-19.
Untuk perdagangan Rabu (2/6/2021), Ibrahim memperkirakan mata uang Garuda kemungkinan akan dibuka fluktuatif tetapi ditutup melemah tipis. Adapun rentang pergerakan di sekitar level Rp14.260—Rp14.300.
Investor akan memantau rilis sejumlah data ekonomi seperti inflasi dan indeks manufaktur.
Berdasarkan data Bloomberg, pada Senin (31/5/2021) rupiah dibuka pada level Rp14.300, kemudian mata uang Garuda bergerak sedikit melemah meski akhirnya tetap parkir di zona hijau yakni di level Rp14.280, terapresiasi 5 poin atau 0,04 persen dari penutupan sebelumnya.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga ikut menguat. Dolar Taiwan terpantau memimpin dengan penguatan 0,59 persen, diikuti won Korea Selatan yang menguat 0,37 persen dan peso Filipina yang menguat 0,25 persen.
Nasib serupa juga dialami mata uang negeri Jiran yakni ringgit Malaysia yang terapresiasi 0,22 persen. Kemudian nasib baht Thailand hanya berbeda tipis dengan rupiah yakni naik 0,05 persen.
Meskipun demikian, terdapat beberapa mata uang yang melemah hari ini antara lain rupee India yang terdepresiasi 0,28 persen dan yuan China yang terkoreksi tipis 0,04 persen.
Sementara itu indeks dolar terpantau menguat 0,01 poin atau 0,02 persen ke level 90,05.
Sumber Bisnis.com