Setelah sukses mencatat penguatan 2 pekan beruntun, rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Senin (19/7/2021).
Dari dalam negeri, pelaku pasar menanti keputusan apakah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat akan diperpanjang atau tidak. Sementara dari eksternal dolar AS masih bingung akan waktu tapering bank sentral AS (The Fed).
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.495/US$, setelahnya rupiah terderpesiasi 0,24% ke Rp 14.530/US$ pada pukul 9:25 WIB.
Sejak pekan lalu, isu perpanjangan PPKM Mikro Darurat yang seharusnya berakhir 20 Juli terus membayangi pergerakan pasar finansial Indonesia, termasuk rupiah. Maklum saja, perpanjangan PPKM Mikro Darurat tentunya berisiko menghambat pemulihan ekonomi Indonesia.
Meski demikian, ada kabar baik. Penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) menurun dalam 3 hari terakhir. Kemarin, jumlah kasus positif dilaporkan sebanyak 44.721 orang, turun jauh dari rekor tertinggi 56.757 orang pada Kamis pekan lalu.
Isu perpanjangan PPKM Mikro Darurat sebelumnya tersirat dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan,” tulis bahan paparan Sri Mulyani saat rapat bersama Banggar DPR, Senin (12/7/2021).
Kemudian Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy sempat mengungkapkan bahwa PPKM Darurat akan diperpanjang hingga akhir Juli 2021.
Namun, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan Sabtu lalu mengatakan PPKM Mikro Darurat masih dalam tahap evaluasi, dan aka nada pengumuman resmi hari ini atau besok.
“Saat ini kami evaluasi PPKM Darurat dengan jangka waktu dan apakah dibutuhkan perpanjangan lebih lanjut. Kami akan melaporkan kepada Bapak Presiden dan dalam 2-3 hari ke depan kita akan mengumumkan secara resmi “ujar Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers, Sabtu (17/7/2021).
Sumber CNBC Indonesia