Pada perdagangan kemarin, Rabu (28/7/2021), rupiah terapresiasi 0,03 persen menjadi Rp14.487 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah diperkirakan melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini, Kamis (29/7/2021).
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah cenderung akan melanjutkan penguatan pada rentang Rp14.460-Rp14.520 per dolar AS.
Adapun pada perdagangan kemarin, Rabu (28/7/2021), rupiah terapresiasi 0,03 persen menjadi Rp14.487 per dolar AS.
Dari dalam negeri, Ibrahim menunjukkan pelaku pasar masih mencermati perkembangan pandemi Covid-19. Data resmi pemerintah menyatakan ada 2.069 orang meninggal akibat Covid-19 dalam sehari pada Selasa (27/7/2021). Jumlah itu hampir mencapai sepertiga dari kasus kematian dunia akibat Covid-19.
“Varian Covid-19 memang diprediksi akan terus bermunculan selagi penyebaran virus belum bisa dikendalikan di masyarakat. Sehingga penerapan protokol kesehatan yang ketat dan vaksinasi Covid-19, jadi kunci penting di tengah kondisi sekarang ini,” tulis Ibrahim dalam
Sementara itu, WHO mengumumkan prediksi terbaru tentang kapan pandemi Covid-19 berakhir. WHO melihat pandemi belum akan berakhir setidaknya hingga pertengahan 2022 mendatang. Proyeksi ini dipicu oleh rendahnya angka vaksinasi di seluruh dunia.
Di sisi lain, pergerakan rupiah diprediksi dipengaruhi pelemahan indeks dolar AS setelah Federal Reserve mengatakan pemulihan ekonomi berada di jalurnya meskipun ada peningkatan infeksi Covid-19.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya turun 0,149 persen ke 92,324 pada akhir perdagangan Rabu (28/7/2021) setelah awalnya melonjak hingga 92,766 setelah pernyataan Fed dirilis.
Greenback telah reli selama sebulan terakhir, dengan indeks dolar naik sekitar 2,3 persen sejak pergeseran hawkish dari bank sentral AS dalam pertemuan Juni.
The Fed dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan menahan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate di kisaran 0-0,25 persen. The Fed juga mempertahankan alokasi pembelian obligasi sebesar US$120 miliar per bulan hingga ada perkembangan substansial dalam hal lapangan kerja dan ijnflasi.
Gubernur The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pengumuman mengatakan ekonomi masih belum berada pada kondisi yang memungkinkan untuk pengetatan kebijakan. Namun, ia mengatakan perekonomian tengah menuju ke arah pengetatan moneter.
“Ekonomi telah membuat kemajuan menuju tujuan ini, dan komite akan terus menilai kemajuan dalam pertemuan mendatang,” ungkap FOMC dalam pernyataan kebijakannya, dikutip dari Bloomberg, Kamis (29/7/2021).
Sumber Bisnis.com