Rupiah bergerak keluar masuk zona merah melawan dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang perdagangan Kamis kemarin, sebelum berakhir stagnan di Rp 14.380/US$. Spekulasi kapan tapering akan dilakukan bank sentral AS (The Fed) masih menjadi penggerak utama termasuk pada perdagangan hari ini, Jumat (13/8/2021).
Hasil polling terbaru yang dilakukan Reuters menunjukkan sebanyak 28 dari 43 analis memprediksi The Fed akan mengumumkan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) pada bulan September. Nilai QE saat ini sebesar US$ 120 miliar per bulan, dengan rincian US$ 80 miliar untuk pembelian obligasi pemerintah (Treasury) dan US$ 40 miliar untuk efek beragun aset KPR (Mortgage-Backed Security/MBS).
Jika melihat pergerakan dolar indeks dalam 2 hari terakhir yang turun-naik, merespon spekulasi tapering, maka pergerakan rupiah masih akan sama seperti kemarin, bergerak antara penguatan dan pelemahan.
Secara teknikal, rupiah berakhir stagnan kemarin dan masih tertahan di atas Rp 14.350/US$, sehingga ada risiko pelemahan ke Rp 14.400/US$ hingga 14.410/US$.
Penembusan ke atas level tersebut akan membawa rupiah menuju Rp 14.450/US$.
Meski demikian rupiah masih memilik potensi menguat, sebab masih bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), dan MA 100 yang berada di kisaran Rp 14.410/US$. Apalagi indikator stochastic belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Ketika rupiah yang disimbolkan USD/IDR mencapai wilayah oversold, maka ada kemungkinan berbalik naik, artinya rupiah melemah.
Jika menembus ke bawah Rp 14.350/US$, rupiah berpeluang menguat ke support terdekat berada di kisaran Rp 14.300/US$ yang menjadi target penguatan. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang ke Rp 14.270/US$ hingga Rp 14.260/USS atau MA 200 yang akan menjadi support kuat.
Sumber CNBC Indonesia