rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah pada rentang Rp14.450 – Rp.14.500
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini, Senin (23/8/2021).
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah masih akan melemah pada pekan keempat Agustus.
“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah pada rentang Rp14.450 – Rp.14.500,” tulisnya dalam riset, dikutip Senin (23/8/2021).
Adapun mata uang Garuda ditutup melemah ke level Rp14.414 pada perdagangan di pasar spot akhir pekan lalu, Jumat (20/8/2021).
Ibrahim memaparkan sejumlah sentimen yang memegaruhi pergerakan rupiah pekan lalu. Dari sisi global, dolar AS telah menguat didorong oleh ekspektasi Federal Reserve AS yang berencana mengurangi stimulus tahun ini. Mereka juga mengisyaratkan bahwa pengurangan aset dapat dimulai segera setelah 2021.
“Investor sekarang akan menantikan simposium Jackson Hole Fed, yang berlangsung dari 26 hingga 28 Agustus, untuk petunjuk lebih lanjut tentang penurunan aset dan jadwal kenaikan suku bunga,” katanya dalam keterangan resmi Jumat (20/8/2021).
Sementara dari aspek dalam negeri pasar merespons negatif terhadap rilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang mengalami defisit walaupun pertumbuhan ekonomi di Kuartal Kedua 2021 mengalami kenaikan di 7,07 persen. Pasalnya, kenaikan PDB kuartal II/2021 tidak bisa menopang kenaikan NPI.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, NPI pada kuartal II-2021 berada di posisi defisit US$450 juta. Capaian itu memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus hingga mencapai US$4,06 miliar. NPI terdiri dari dua pos besar yaitu transaksi berjalan (current account) serta transaksi modal dan finansial.
Menurutnya defisit transaksi berjalan yang besar tidak mampu ditutup oleh pos transaksi modal dan finansial yang surplus US$ 1,92 miliar pada kuartal II 2021.
Sementara transaksi berjalan mengalami defisit US$ 2,23 miliar atau 0,77 persen terhadap PDB. Realisasi itu lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus US$ 1,06 miliar atau 0,38 persen
Sumber Bisnis.com