Dari sisi eksternal terdapat potensi kenaikan dolar begitu pengurangan stimulus bank sentral AS dimulai.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi cenderung mengalami pelemahan lanjutan pada hari ini.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyatakan rupiah masih akan melanjutkan pelemahan hingga pekan ini berakhir. Menurutnya, pada Jumat (27/8/2021) rupiah dapat terkoreksi pada rentang Rp.14.400 – Rp.14.450.
Kemarin (26/8/2021), rupiah ditutup terdepresiasi 0,14 persen menjadi Rp14.417 per dolar AS. Ibrahim mengatakan beberapa faktor menjadi penekan nilai tukar mata uang Garuda tersebut.
Misalnya saja pertumbuhan ekonomi yang akan mendekati batas atas target yakni 4,5 persen. Namun dengan catatan pemulihan ekonomi bisa berjalan mulai September hingga akhir tahun dengan menjaga kasus covid-19.
“Walaupun pemerintah memproyeksi ekonomi pada tahun 2021 memang mengalami koreksi ke rentang 3,7 persen sampai 4,5 persen karena disrupsi Covid-19 varian Delta, terutama pada triwulan III-2021,” katanya dalam keterangan resmi.
Ibrahim menambahkan dari sisi eksternal terdapat potensi kenaikan dolar begitu pengurangan stimulus bank sentral AS dimulai. Menurutnya The Fed melihat penurunan stimulus telah membantu mendorong indeks dolar ke level tertinggi 93,734.
Di sisi lain, mata uang lain di kawasan Asia Pasifik terpantau berakhir variatif pada perdagangan kemarin. Yen Jepang melemah 0,16 persen, yuan China turun 0,12 persen, ringgit Malaysia naik 0,27 persen, dan bhat Thailand naik 0,23 persen.
Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama dunia menguat 0,09 persen menjadi 92,900.
Sumber Bisnis.com