Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Dolar AS masih menunjukkan keperkasaan meski tengah dalam masa penantian.
Pada Kamis (9/9/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.270 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah menutup pasar spot dengan depresiasi 0,28% di hadapan dolar AS. Ini menjadi pelemahan pertama dalam lima hari perdagangan terakhir.
Sebenarnya dolar AS tidak sekuat kemarin. Penyebabnya adalah pelaku pasar menunggu hasil rapat bank sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) yang diumumkan malam ini waktu Indonesia.
Investor menunggu soal arah kebijakan moneter ECB ke depan. Apakah ECB masih akan bertahan dengan kebijakan ultra-longgar atau mulai ada wacana soal pengetatan (tapering off)?
Nah, ada kemungkinan ECB akan melakukan tapering lebih cepat dari perkiraan. Robert Holzmann, Anggota Dewan Gubernur ECB, mengungkapkan hal tersebut.
“Ada kemungkinan kami bisa melakukan normalisasi kebijakan moneter lebih cepat dari perkiraan para ahli. Sebab, saya melihat adanya tekanan kenaikan harga akibat hambatan pasokan global, kekurangan tenaga kerja, peningkatan permintaan, serta tingginya tabungan masyarakat selama masa pandemi yang kemudian mendorong konsumsi. Inflasi dan ekspektasi inflasi semakin tinggi,” papar Holzmann dalam kolom di majalah Eurofi.
Selama masa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), ECB melakukan kebijakan moneter ultra-longgar untuk menggairahkan perekonomian yang ‘mati suri’. Salah satunya adalah injeksi likuiditas (quantitative easing) dengan anggaran mencapai EUR 1,85 miliar. Dengan anggaran ini, ECB ‘menyebar’ uang dengan membeli surat berharga baik yang dikeluarkan pemerintah maupun korporasi.
Dengan ekonomi Benua Biru yang semakin membaik, di mana pertumbuhan ekonomi Uni Eropa pada kuartal II-2021 mencapai 13,2% year-on-year (yoy), maka ada pandangan ECB mulai bisa mengurangi besaran quantitative easing. Jika ini yang terjadi, maka pasokan mata uang euro tidak akan semelimpah sekarang sehingga nilai tukarnya menguat.
Akibatnya, laju penguatan dolar AS agak tertahan. Pada pukul 09:04 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) hanya menguat tipis 0,05% dibandingkan kemarin yang naik 0,15%. Namun penguatan dolar AS ini sudah cukup untuk membuat rupiah tertahan di zona merah.
Sumber CNBC Indonesia