Hari ini, rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun berpeluang ditutup menguat di rentang Rp14.230 – Rp14.290 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah diprediksi menguat pada hari ini yang cenderung digerakkan oleh sentimen dari luar negeri.
Mengutip data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup melemah tipis 5 poin atau 0,04 persen ke Rp14.242 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,049 poin atau 0,05 persen ke 93,25 pada perdagangan Rabu (23/9/2021).
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan dolar AS masih sempat melemah tipis sebelum kembali menguat, sehari setelah suasana risk-off yang didominasi oleh ketidakpastian pemecahan masalah Evergrande China.
“Untuk perdagangan hari ini, rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun berpeluang ditutup menguat di rentang Rp14.230 – Rp14.290 per dolar AS,” jelas dia dalam riset harian, dikutip Kamis (23/9/2021)
Sentimen dari pernyataan The Fed juga turut dipertimbangkan oleh investor. Mengutip Antara, Federal Reserve membuka jalan untuk mengurangi segera pembelian obligasi bulanannya dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga mungkin mengikuti lebih cepat dari yang diperkirakan.
Adapun setengah dari 18 pembuat kebijakan bank sentral AS memproyeksikan biaya pinjaman perlu meningkat pada 2022.
“Pengurangan pelonggaran kuantitatif tampaknya sangat mungkin terjadi sekarang pada November, tetapi ini adalah sesuatu yang diberikan dan tetap tercantum dalam banyak kriteria kualifikasi jika berbagai risiko muncul, apakah itu debat plafon utang, prospek Covid, intervensi pasar properti China,” kata Steven Violin, manajer portofolio di F.L. Putnam Investment Management Company di Wellesley, Massachusetts.
Sementara itu, tim riset Monex Investindo Futures menjelaskan, dolar AS nampak menguat di awal hari Kamis (23/9), setelah pernyataan The Federal Reserve yang bernada hawkish pada pertemuan semalam. Hal ini memberi sinyal peluang kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS dapat dilaksanakan lebih cepat dari prediksi sebelumnya.
Sumber Bisnis.com