Rupiah diperkirakan menguat terbatas di rentang Rp14.310–Rp14.350 per dolar AS hari ini.
Rupiah berpotensi menguat terbatas pada perdagangan awal pekan, Senin (8/11/2021) seiring dengan data ekonomi yang direspons positif.
Dari sisi internal, ekonomi Indonesia berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tumbuh 3,51 persen pada kuartal III/2021. Angka ini berbanding terbalik dengan tahun lalu yang minus 3,49 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejalan pertumbuhan ekonomi sejumlah negara mitra dagang yang tercatat positif pada kuartal ketiga 2021,” papar Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, dalam publikasi riset.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.310 – Rp14.350 per dolar AS.
Pada perdagangan Jumat (5/11/2021), rupiah tercatat ditutup menguat 35 poin atau 0,24 persen ke Rp14.331 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,01 persen ke 94,33.
Ibrahim mengatakan dolar AS berada di jalur untuk kenaikan pekan kedua berturut-turut terhadap mata uang utama pada Jumat, menjelang laporan pekerjaan utama AS yang dapat mempengaruhi waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Investor terpaksa mengatur ulang ekspektasi kebijakan moneter pekan ini, setelah beberapa bank sentral global terbesar menjatuhkan taruhan untuk kenaikan suku bunga.
Bank of England sendiri mempertahankan suku bunganya stabil di 0,10 persen pada keputusannya Kamis lalu. Langkah ini mengejutkan investor, yang bertaruh bahwa BOE akan menjadi salah satu bank sentral utama pertama yang menaikkan suku bunga sejak pandemi.
Bank Sentral Eropa (ECB) juga menambahkan sentimen dovish dengan Anggota dewan ECB Isabel Schnabel mengatakan bahwa meskipun bank sentral menyadari kekhawatiran tentang inflasi yang tinggi, namun sangat tidak mungkin untuk menaikkan suku bunga pada 2022.
Selain itu, pada Rabu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dia tidak terburu-buru untuk menaikkan biaya pinjaman, bahkan ketika Komite Pasar Terbuka Federal mengumumkan tapering US$15 miliar dari US$120 miliar dalam pembelian aset bulanan.
Rilis Data Non-Farm Employment pada Jumat (5/11/2021) mencapai 531.000 pekerja, di atas estimasi 455.000 pekerja. Anga pengangguran juga mencapai 4,6 persen, lebih baik dari perkiraan 4,7 persen. Rilis data tenaga kerja AS berpotensi menopang dolar AS.
Sumber CNBC Indonesia