Hari ini mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi berpeluang ditutup menguat di rentang Rp14.180 -Rp14.220.
Nilai tukar rupiah cenderung akan dibayangi oleh penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi AS pada hari ini.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dari dalam negeri, pasar merespon positif setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar US$5,73 miliar secara bulanan (month to month/mtm) pada Oktober 2021. Surplus ini menjadi surplus ke-14 secara berturut-turut.
“Hari ini mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi berpeluang ditutup menguat di rentang Rp14.180 -Rp14.220,” jelas dia dalam riset harian, dikutip Selasa (16/11/2021).
Dari sentimen luar negeri, menurutnya, saat ini investor menunggu petunjuk selanjutnya tentang status pemulihan ekonomi AS dari Covid-19 setelah pengajuan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS pekan lalu karena inflasi yang terus meroket.
“Meningkatnya tekanan inflasi terus menjadi perhatian investor,” ujar Ibrahim.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa pengendalian Covid-19 di AS akan sangat penting untuk mengurangi tekanan inflasi.
Mengutip Antara, dolar AS mencapai level tertinggi 16 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (15/11/2021) waktu setempat, didorong oleh pertumbuhan global dan kekhawatiran inflasi, serta ekspektasi kebijakan moneter ketika investor menunggu data tentang kekuatan konsumen AS.
Investor akan melihat data penjualan ritel AS pada Selasa (16/11/2021) waktu setempat untuk petunjuk ke mana arah dolar selanjutnya. Data tersebut diperkirakan menunjukkan penjualan ritel naik 1,1 persen bulan lalu.
Sumber Bisnis.com