Hari ini mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun bisa ditutup menguat di rentang Rp14.280 – Rp14.350 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (22/12/2021) menyusul upaya pemerintah RI mengendalikan penyebaran omicron.
Kemarin (21/12/2021), mata uang Garuda ditutup melesat 0,68 persen atau 98,50 poin ke posisi Rp14.303,50 per dolar AS. Mata uang Garuda memimpin penguatan di kawasan Asia.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan, hari ini mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun bisa ditutup menguat di rentang Rp14.280-Rp14.350 per dolar AS.
Pasar optimistis bahwa pemerintah bisa mencegah varian baru Covid-19 Omicron menyebar di Indonesia, walaupun akhir tahun ini masyarakat akan bepergian ke luar kota.
Pemerintah RI, menurutnya, sudah mengantisipasi dengan menginstruksikan kepada pemangku kebijakan yaitu aparat keamanan baik Polisi, TNI maupun dinas perhubungan dan Satpol PP untuk melakukan penyekatan-penyekatan baik di jalan utama maupun jalan lainnya guna untuk mencegah laju mobilisasi masyarakat yang akan pergi ke luar kota.
“Harus diingat bahwa, libur Natal dan Tahun baru 2022 merupakan tradisi masyarakat yang tidak bisa dihindari, walaupun Omicron merupakan varian dengan mutasi 70 kali penyebaran varian Delta,” ungkap Ibrahim dalam riset hariannya, dikutip Rabu (22/12/2021).
Menurutnya, masyarakat begitu percaya diri dan menganggap bahwa Omicron itu tidak terlalu berbahaya, dikarenakan masyarakat sudah mengikuti anjuran pemerintah dengan melakukan vaksinasi tahap pertama dan tahap kedua, menjaga jarak dan menggunakan masker.
Ibrahim berpendapat, guna menanggulangi hal tersebut, pemerintah harus turun langsung ke lapangan untuk memberikan informasi tentang bahaya Omicron yang saat ini sudah menyebar di belahan dunia termasuk di Eropa maupun Amerika Serikat.
Bahkan negara-negara di Eropa sudah melakukan pengamanan ketat atau lockdown sedangkan Amerika Serikat sedang dalam proses lockdown.
Di sisi lain, investor global tampak khawatir karena jumlah kasus Covid-19 di Eropa dan AS melonjak dan beberapa negara Eropa bersiap untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk memperlambat penyebaran kasus Omicron.
Sementara di Asia Pasifik, Reserve Bank of Australia telah merilis risalah dari pertemuan terbarunya. Bank sentral Australia mengatakan dalam risalah bahwa memulai pengurangan aset pada pertemuan pertama 2022 dan mengakhirinya pada Mei konsisten dengan perkiraan yang ada.
Sumber Bisnis.com