Skip to content

Bolak-balik di Zona Merah Terus, Rupiah Kenapa sih?

  • by

Nilai tukar rupiah bolak balik antara penguatan dan pelemahan pada perdagangan Senin (27/9). Pergerakan yang sama terjadi dalam 2 hari perdagangan sebelumnya, menjadi indikasi pelaku pasar masih mencerna arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed), di sisi lain sentimen terhadap rupiah cukup bagus.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,11% ke Rp 14.240/US$, setelahnya rupiah berbalik melemah tipis 0,04% ke Rp 14.260/US$. Sepanjang perdagangan hingga siang ini, rupiah bolak-balik ke antara level tersebut.

Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di Rp 14.260/US$.

Di sisa perdagangan hari ini, pergerakan rupiah masih akan sama. Hal tersebut tercermin dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang nyaris sama siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan.

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Sentimen terhadap rupiah cukup bagus setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga di pekan lalu. Maklum saja, dengan posisi inflasi yang rendah, BI punya ruang untuk menurunkan suku bunga.

Fitch Solutions dalam laporan bulanan edisi Agustus dengan judul Delta Variant a Severe Threat to Asia’s Growth Recovery, memprediksi di akhir tahun ini suku bunga BI berada di 3,25%, artinya turun 25 basis poin dari level saat ini.

Dengan dipertahankannya suku bunga, imbal hasil menjadi tetap menarik bagi pelaku pasar.

Di sisi lain, The Fed pada pekan lalu menegaskan akan melakukan tapering dalam waktu dekat, dan memproyeksikan suku bunga bisa naik di tahun depan, lebih cepat dari proyeksi sebelumnya di 2023.

Pelaku pasar kini menanti lebih banyak detail mengenai hal tersebut, dan bisa jadi akan tersedia dari komentar beberapa pejabat elit The Fed hari ini.

Presiden The Fed wilayah Chicago, Charles Evans, akan berbicara mengenai kondisi ekonomi dan kebijakan moneter dalam acara yang diselenggarakan oleh National Association for Business Economics.

Gubernur The Fed Lael Brainard, juga berbicara dalam acara tersebut.

Kemudian ada Presiden The Fed wilayah New York, yang akan berbicara dalam acara yang diselenggarakan Economic Club of New York.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page