Rupiahmasih belum memberikan tanda-tanda akan berbalik menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Jumat (2/7/2021), sehingga, mata uang Garuda berisiko membukukan pelemahan 5 hari beruntun.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.500/US$. Tetapi kurang dari 30 menit kemudian sudah merosot 0,45% ke Rp 14.565/US$. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 16 April lalu.
Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berhasil memangkas pelemahan, berada di Rp 14.550/US$ atau melemah 0,34%.
Di pasar non-deliverable forward (NDF) rupiah memang mampu menguat siang ini dibandingkan beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi. Terapi masih berada di atas Rp 14.560/US$.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Pelaku pasar saat ini menanti rilis data tenaga kerja AS yang membuat rupiah sulit menguat. Maklum saja, data tersebut merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan kebijakan moneter khususnya tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) dan suku bunga.
Apalagi, hasil polling Reuters terhadap para ekonom menunjukkan sepanjang bulan Juni penambahan pekerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll) diprediksi sebanyak 700.000 orang, lebih banyak dibandingkan penambahan bulan Mei 559.000 orang. Sementara tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi 5,7% dari sebelumnya 5,8%.
Dolar AS berpeluang menguat lebih lanjut jika data tersebut sesuai ekspektasi atau lebih baik lagi.
“Pada umumnya kami melihat dolar AS akan tetap kuat pada hari Jumat sebelum rilis data tenaga kerja,” kata Ned Rumpeltin, kepala ahli strategi mata uang di TD Securities dalam sebuah catatan, sebagaimana dikutip CNBC International, Kamis (1/7/2021).
Data tenaga kerja AS akan dirilis malam ini, dan laju penguatan indeks dolar AS masih belum terbendung. Kemarin indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini kembali menguat 0,17% ke 92,597 yang merupakan level terkuat sejak 6 April. Hingga Kamis, indeks dolar AS sudah menguat selama 7 hari beruntun.
Sumber CNBC Indonesia