Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,25% ke Rp 14.215/US$ pada perdagangan kemarin (7/10) di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan yield SUN 10 tahun naik.
Inflow yang sangat deras di pasar keuangan serta data cadangan devisa yang kembali mencetak rekor menjadi pendorong utama penguatan mata uang Garuda.
Data perdagangan mencatat asing net buy saham sebesar Rp 2,24 triliun di pasar reguler pada Kamis (7/10).
Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), posisi cadangan devisa Indonesia bulan September 2021 mencapai US$ 146,9 miliar.
Cadangan devisa kini mencapai level tertingginya dalam sejarah. Kenaikan cadangan devisa ditopang oleh penerimaan pajak dan juga minimnya kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar.
Untuk hari ini pelaku pasar perlu mencermati tiga sentimen utama yang berpotensi menggerakkan pasar.
Pertama adalah penguatan indeks saham Wall Street. Ketiga indeks acuan kompak menguat. Indeks Dow Jones Industrial (DJI) naik 0,98%. Indeks S&P 500 menguat 0,83% dan Nasdaq Composite terbang 1,05%.
Pasar saham AS yang ditutup ceria tersebut merespons kongres yang semakin kooperatif untuk menaikkan batas utang AS dalam jangka pendek.
Kedua adalah rencana pemerintah untuk menguber pajak di tahun 2022 lewat UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Beberapa kebijakan pajak yang akan dijalankan tahun depan di antaranya kenaikan tarif PPN, pajak karbon, cukai untuk plastik dan minuman berpemanis hingga pengampunan pajak alias tax amnesty.
Namun yang perlu diwaspadai adalah kenaikan pajak yang prematur hanya akan membebani pertumbuhan ekonomi.
Terakhir ada rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan September oleh Bank Indonesia (BI).
Sejak pemberlakuan PPKM, sentimen konsumen memburuk. Namun dengan pelonggaran pembatasan aktivitas secara gradual, diharapkan dapat mengerek naik IKK sehingga masyarakat mau untuk membelanjakan uangnya dan ekonomi bisa muter lebih kencang.
Itu adalah sentimen yang patut dicermati. Lantas bagaimana arah pergerakan rupiah dan nasibnya hari ini? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Saat ini, rupiah bergerak level resistance terdekatnya. Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, rupiah perlu melewati level resistance terdekat yang berada di area Rp 14.199/US$.
Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area Rp 14.251/US$.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 37,97 atau dekat dengan level overbought untuk rupiah. Meskipun sudah dekat dengan level jenuh belinya, rupiah masih memiliki peluang untuk menguat meski terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
Sumber CNBC Indonesia