Skip to content

Mohon Maaf, Rupiah Belum Mampu Tembus Rp 14.400/US$

  • by

Rupiah mampu mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Jumat (30/7/2021). Tetapi sayangnya, belum ada tanda-tanda rupiah akan menembus Rp 14.400/US$ di sisa perdagangan hari ini.

Rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan impresif, menguat 0,41% ke Rp 14.420/US$. Sayangnya, level tersebut merupakan yang terkuat hari ini, rupiah terus memangkas penguatan hingga tersisa 0,17% di Rp 14.455/US$ pada pukul 12:00 WIB melansir data Refinitiv.

Di pasar non-deliverable forward (NDF) nilai tukar rupiah juga lebih lemah siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi. Artinya, peluang rupiah untuk menembus Rp 14.400/US$ sangat tipis, bahkan bisa dikatakan tidak akan mampu mencapainya.

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Penguatan tajam rupiah di awal perdagangan dipicu oleh jebloknya dolar AS setelah pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed), serta rilis data produk domestik bruto (PDB).

Departemen Perdagangan AS kemarin melaporkan PDB tumbuh 6,5% di kuartal II, sedikit lebih tinggi ketimbang kuartal sebelumnya 6,3%, tetapi jauh di bawah estimasi Dow Jones sebesar 8,4%.

Pasca rilis data tersebut indeks dolar AS merosot hingga ke level terendah dalam satu bulan terakhir, sebab semakin menguatnya spekulasi The Fed tidak akan melakukan tapering di tahun ini.

Meski demikian, tingginya kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia. Kemarin, jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 43.479 kasus. Di sisi lain, kasus Covi-19 di DKI Jakarta menunjukkan penurunan, kemarin tercatat ada 3.845 kasus baru, turun dari hari sebelumnya 5.525 kasus.

Selain itu, kasus aktif di Jakarta juga turun menjadi 27.477 kasus dari sebelumnya 35.084 kasus. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Barat (127.345 kasus), Jawa Tengah (58.727 kasus) dan Jawa Timur (57.126 kasus).

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page