Pada Selasa (9/3/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke level Rp14.405 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (10/3/2021), setelah ditutup melewati level Rp14.400 kemarin.
Pada Selasa (9/3/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke level Rp14.405 per dolar AS, di saat dolar AS terpantau berbalik melemah 0,187 poin atau 0,20 persen ke level 92,126 pada pukul 14.55 WIB.
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, menyampaikan indeks dolar AS masih bertahan di dekat level tertinggi 3,5 bulan terhadap para pesaingnya pada hari Selasa karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.
“Di sisi lain, ekspektasi normalisasi ekonomi yang lebih cepat dari pandemi di Amerika Serikat menempatkan mata uang AS pada keuntungan,” paparnya dalam keterangan resmi, Selasa (9/3/2021).
Dewan Perwakilan Rakyat AS berharap tagihan untuk paket stimulus US$ 1,9 triliun paling lambat Rabu pagi. Setelah disahkan oleh DPR, RUU tersebut akan dibawa ke Biden untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
Senat mengesahkan RUU untuk paket tersebut, yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden pada awal tahun, pada hari Sabtu setelah pemungutan suara semalam.
Menteri Keuangan Janet Yellen menambahkan pada hari Senin bahwa paket tersebut akan menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendorong pemulihan ekonomi AS yang “sangat kuat”, menambahkan bahwa “ada alat” untuk menangani inflasi.
Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim menyampaikan kasus harian COVID-19 di DKI Jakarta cenderung menurun. Selain itu pemerintah DKI Jakarta juga kembali memperpanjang PPKM mikro mulai 8-22 Maret mendatang.
Tujuannya adalah untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di masa libur panjang hari keagamaan Isra’ mi’raj dan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 11 dan 14 Maret 2021.
“Pemerintah juga terus melakukan vaksinasi yang saat ini berfokus terhadap lansia yang berumur 60 tahun ke atas,” imbuhnya.
Secara bersamaan rilis penjualan ritel Indonesia masih lemah, pertumbuhan negatif terus terjadi. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ditengarai menjadi penyebab rendahnya permintaan yang membuat penjualan ritel lesu.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2021 berada di level 182, turun 4,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mom). Namun perubahan bulanan banyak dipengaruhi oleh faktor musiman, misalnya penjualan ritel Januari tentu tidak sebaik Desember yang diwarnai momentum Hari Natal dan Tahun Baru. ‘
Oleh karena itu, yang lebih mencerminkan situasi sebenarnya tanpa intervensi faktor musiman adalah perubahan tahunan (year-on-year/yoy). Pada Januari 2021, penjualan ritel turun -16,4 persen yoy, ,embaik dibandingkan bulan sebelumnya yang amblas -19,2 persen yoy.
Ibrahim menyampaikan pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi, tetapi ditutup melemah di rentang Rp.14.390 – Rp.14.450 per dolar AS.
Sumber Bisnis.com