Pada penutupan perdagangan Rabu (29/9/2021), rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.292,5 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah diperkirakan melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini, Kamis (30/9/2021), seiring dengan koreksi mayoritas mata uang lainnya di Asia.
Pada penutupan perdagangan Rabu (29/9/2021), rupiah ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.292,5 per dolar AS.
Sementara itu, pada perdagangan hari ini, mayoritas mata uang di Asia melemah terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia terpantau terkoreksi 0,09 persen, dolar Taiwan melemah 0,1 persen, dan yuan China melemah 0,16 persen.
Di sisi lain, yen Jepang terpandau menguat 0,04 persen dan peso Filipina naik 0,03 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terharap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,028 poiun atau 0,03 persen ke 94,31 ada pukul 07.57 WIB.
Dolar AS melonjak ke level tertinggi satu tahun pada akhir perdagangan Rabu. Rekor ini didorong oleh kenaikan ekspektasi pengurangan pembelian aset atau tapering Federal Reserve AS yang akan dimulai November dan kemungkinan kenaikan suku bunga mungkin pada akhir 2022.
Dolar AS bernasib baik di tengah kebuntuan pembahasan plafon utang AS di Washington yang mengancam akan menjerumuskan pemerintah ke dalam penutupan administrasi.
Indeks dolar bertengger di posisi 94,435 pada Rabu. Ini merupakan level tertinggi sejak akhir September tahun lalu. Indeks terakhir naik 0,7 persen pada 94,404.
Mata uang cadangan terbesar di dunia, yang merupakan lindung nilai alternatif, menguat dalam beberapa hari terakhir karena investor mulai fokus pada kekhawatiran perlambatan global, kenaikan harga energi dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi.
Pedagang juga khawatir bahwa The Fed akan mulai menarik dukungan kebijakan saat pertumbuhan global melambat.
“Fed telah mengisyaratkan percepatan memulai normalisasi kebijakan moneter,” Ahli Strategi Makro di Societe Generale Kit Juckes.
“Ketika AS lolos dari tingkat suku bunga kisaran nol, meninggalkan zona euro dan Jepang, kelebihan tabungan global akan ditarik ke arah dolar, yang dapat mengungguli sebagian besar mata uang lainnya di tahun mendatang, dan mungkin memulai pergerakannya lebih awal dari yang kami perkirakan,” tambah Juckes.
Sumber Bisnis.com