Pada perdagangan Selasa (30/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 35 poin atau 0,24 persen ke level Rp14.480 per dolar AS
Nilai tukar rupiah diperkirakan masih melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (31/3/2021) setelah tertekan lonjakan imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury kemarin.
Pada perdagangan Selasa (30/3), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 35 poin atau 0,24 persen ke level Rp14.480 per dolar AS pada akhir perdagangan. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,216 poin atau 0,23 persen ke level 93,160.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam mengatakan pergerakan rupiah masih dipengaruhi imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang diperdagangkan pada 1,75 persen, yang mendekati rekor tertinggi dalam 14 bulan di kisaran 1,7540.
Tekanan imbal hasil obligasi AS tersebut bahkan lebih besar dibandingkan rilis data ekonomi dalam negeri yang positif. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur berada di atas level ekspansif 50 atau 50,9 persen. Selain itu, realisasi investasi dan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2021 lebih tinggi dibandingkan posisi tahun sebelumnya.
Selain itu, Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar valas, obligasi dan SUN diperdagangan DNDF terhadap rupiah agar terus terjaga dan stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia.
“Rupiah secara fundamental masih undervalue di bawah Rp15.000 dan berpotensi sampai akhir tahun masih akan menguat,” tulisnya.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.430 hingga Rp14.530.
Sumber Bisnis.com