Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (4/2/2021). Namun, rupiah berbalik melemah menjelang akhir sesi pertama.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengawali perdagangan akhir pekan, Jumat (5/2021) di zona hijau.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat 5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.020. Indeks dolar di sisi lain melemah 0,03 persen ke posisi 91,503.
Penguatan rupiah tidak berlangsung lama. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 22,5 poin ata 0,16 persen ke level Rp14.037,5 pada pukul 11.05 WIB. Indeks dolar di sisi lain menguat 0,05 persen ke level 91,569.
Pada perdagangan Kamis (4/2/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.015 per dolar AS.Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,146 poin atau 0,16 persen ke level 91,317 pada pukul 14.52 WIB.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menyebutkan, pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh perhatian pasar yang tertuju pada penyebaran covid-19 di Indonesia yang terus meningkat.
” Hari ini nilai rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.050 per dolar AS,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/2/2021).
Untuk diketahui, hingga 3 Februari 2021, jumlah pasien positif corona berjumlah 1.111.671 orang. Bertambah 11.984 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Selain itu, dampak ekonomi dari pembatasan sosial berskala besar begitu terasa. Ekonomi yang ‘mati suri’ membuat Indonesia mengalami resesi untuk kali pertama dalam lebih dari 20 tahun.
Pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2020 diperkirakan minus -2,145 persen. Catatan tersebut lebih baik dibandingkan kuartal III/2020, sedangkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 diperkirakan -2,1 persen.
Sementara itu, dari luar negeri, pelaku pasar optimistis kemunculan paket stimulus US$1,9 triliun melalui Kongres AS. Senat mulai memperdebatkan resolusi anggaran untuk tahun fiskal 2021 pada hari Selasa, langkah pertama untuk mengesahkan paket yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Januari.
Meskipun kebijakan moneter yang sangat mudah dapat mendukung ekonomi AS dalam jangka panjang, banyaknya bantuan fiskal dalam jangka pendek juga diperlukan untuk membawa ekonomi AS melewati pandemi virus corona.
Sumber Bisnis.com