Skip to content

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 14 Januari 2022

  • by

Rupiah hari ini diprediksi bergerak dalam rentang Rp14.240-Rp14.380 per dolar AS.

Rupiah diprediksi melanjutkan penguatan pada perdagangan akhir pekan, Jumat (14/1/2022).

Mengutip data Bloomberg, Kamis (13/1/2022), rupiah menguat 0,20 persen atau 29 poin ke Rp14.294 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS parkir di zona merah, melemah 0,17 persen ke 94,75.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang memprediksi rupiah hari ini bergerak dalam rentang Rp14.240-Rp14.380 per dolar AS. Namun, dolar AS mendapat dorongan dari proyeksi agresifnya kenaikan suku bunga Federal Reserve pada 2022.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, pada Rabu (12/1/2022) seharusnya rupiah ditutup menguat karena fundamental dalam negeri cukup bagus, terutama karena tax amnesty tahap kedua yang sampai 10 Januari sudah dapat Rp1,39 triliun.

Selain itu, data konsumen dan inflasi yang sudah diintervensi Bank Indonesia mengindikasikan fundamenta ekonomi Indonesia yang cukup bagus sehingga rupiah sempat menguat.

“Tetapi adanya informasi terkait Omicron yang terus menyebar, bahkan pemerintah di sini juga mengatakan akan terjadi lonjakan kasus Omicron pada Februari akan mencapai titik tertinggi sampai 60.000 dicerna negatif oleh pasar,” jelasnya, Kamis (13/1/2022).

Ibrahim mengatakan Menteri Keuangan merekomendasikan NFT harus dikenakan pajak, padahal sedang booming.

“Artinya pemerintah begitu kritis terhadap kondisi saat ini dan bisa menjadi pemasukan negara yang cukup tinggi. Bisa saja target tahun ini melampaui target yang sudah ditentukan. Ini wajar rupiah lebih baik dari mata uang lain,” kata Ibrahim.

Dari sisi eksternal, Bank Sentral AS mengatakan inflasi hanya sementara. Ini menjadi indikasi bahwa Bank Sentral AS tidak akan membahas kenaikan suku bunga, dan hanya menjadi bahan perbincangan di negara bagian, yang memberikan testimony.

“Kita juga harus tahu bahwa presiden bank sentral negara bagian tidak punya hak suara tapi punya hak bicara. Ini dimanfaatkan spekulator dengan menyebutkan bahwa tapering segera dilakukan. Tapi pemerintah AS sendiri masih berhati-hati karena Omicron cukup tinggi dan banyak yang tidak mau divaksin,” paparnya.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page