Rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.190-Rp14.325 per dolar AS pada perdagangan Jumat (17/9/2021).
Mata uang rupiah pada Jumat (17/9/2021) diprediksi masih terimbas rencana rapat Federal Reserve pekan depan, yang memberi kejelasan soal tapering.
Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (16/9/2021), rupiah menguat 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.252 per dolar AS. Selain itu, beberapa mata uang di Benua Asia terpantau bergerak bervariatif. Yen Jepang menguat 0,04 persen, won Korea Selatan melemah 0,10 persen, dan yuan China melemah 0,18 persen.
Sementara itu, berdasarkan kurs JISDOR yang dirilis Bank Indonesia, rupiah tercatat mengalami penguatan 0,10 persen ke Rp14.252, naik dari posisi Rabu pada Rp14.238.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, mata uang regional serempak melemah terhadap dolar AS kemarin menjelang antisipasi pasar terhadap rapat The Fed
“Ada kemungkinan para pelaku pasar masih mewaspadai potensi kebijakan tapering di akhir tahun,” kata Ariston, Kamis (16/9/2021).
Selain itu, lanjut dia, melemahnya indeks saham Asia hari ini juga membantu menekan nilai tukar, karena pelaku pasar beralih dari aset berisiko.
Data-data ekonomi dari Asia seperti China dan Jepang yang kurang bagus yang dirilis kemarin dan hari ini, seperti data penjualan ritel dan produksi industri China yang di bawah perkiraan dan data neraca perdagangan Jepang yang defisit, mempengaruhi sikap pelaku pasar tersebut.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyampaikan hari ini indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi cenderung tertekan dalam rentang 6.054-6.146. Adapun, rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.190-Rp14.325 per dolar AS.
Sumber Bisnis.com