Faktor eksternal menjadi penyebab utama melemahnya rupiah terhadap dolar AS, setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali kepercayaan terhadap pemulihan ekonomi AS
Nilai tukar rupiah diprediksi masih melemah pada perdagangan akhir pekan seiring dengan kuatnya dolar AS.
Pada Kamis (25/3/2021) rupiah melemah 0,01 persen atau 1,5 poin ke level Rp14.426,5 per dolar AS. Sepanjang perdagangan, rupiah berfluktuasi di rentang harga Rp14.426,5-Rp14.460. Adapun, indeks dolar pukul 15.38 WIB menguat 0,14 persen ke level 92,66.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.464 per dolar AS, melemah 9 poin poin atau 0,06 persen dari posisi sebelumnya, Rabu (24/3/2021) Rp14.455 per dolar AS.
“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi pada Jumat, namun ditutup melemah di rentang Rp14.405-Rp14.440 per dolar AS,” urai Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam publikasi riset.
Ibrahim mengatakan faktor eksternal menjadi penyebab utama melemahnya rupiah terhadap dolar AS. Pasalnya, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali kepercayaan terhadap pemulihan ekonomi AS saat mereka bersaksi di depan Kongres.
Yellen mengatakan dia terbuka untuk bank yang membeli kembali saham dan membayar dividen, sehari setelah dia mempertimbangkan kenaikan pajak untuk mendanai peningkatan infrastruktur dan investasi lainnya dan memicu alarm investor.
Powell menambahkan bahwa 2021 akan menjadi tahun yang sangat, sangat kuat dalam kasus yang paling mungkin terjadi.
“Namun, inflasi tetap menjadi perhatian investor, dengan gangguan dalam rantai pasokan yang menimbulkan tekanan biaya bagi produsen. Indeks manufaktur dan jasa hari Rabu menunjukkan bahwa aktivitas pabrik AS meningkat pada bulan Maret 2021,” ujarnya Kamis (25/3/2021).
Sementara itu, Eropa terus berjuang melawan gelombang ketiga kasus Covid-19. Namun, bahkan penutupan ketat Jerman yang diperpanjang gagal memulihkan kepercayaan pada prospek ekonomi regional.
Adapun sentimen dalam negeri sempat membuat pelemahan nilai tukar rupiah tidak terlalu dalam pada perdagangan Kamis. Perekonomian Indonesia sudah menunjukan sinyal positif pada tahun 2021, kebangkitan ekonomi diprediksi akan mencapai lebih dari 4 persen.
“Untuk itu, pemerintah terus memberikan stimulus berupa berbagai paket kebijakan yang memudahkan dan mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bertahan, Bansos, BLT dan lain-lain yang bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pasca pandemi Covid-19,” urainya.
Saat ini, terang Ibrahim Indonesia masih memasuki fase resesi walaupun kuartal I/2021 belum terlihat prosentase angkanya. Namun, pemerintah terus memacu dan menggerakan sektor ekonomi dari berbagai strategi guna untuk mempertahankan daya beli masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dinilai positif tidak hanya dari satu sudut pandang saja, melainkan juga dari dampak program-program pemerintah pada ketahanan dunia usaha dan masyarakat dan mendorong agar semua elemen masyarakat terus bergotong-royong mencapai kondisi ideal bagi pertumbuhan ekonomi.
Selain itu perbankan sudah menurunkan suku bunga kreditnya tujuannya agar pengusaha menengah ke bawah bisa kembali melakukan pinjaman ke bank agar usahanya kembali berjalan. Ini semua bertujuan untuk membantu perekonomian kembali pulih.
Sumber Bisnis.com