Skip to content

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 3 Juni 2022, Inflasi Jadi Katalis

  • by

Rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan akhir pekan seiring dengan respons pasar terhadap data inflasi.

Nilai tukar rupiah diprediksi melanjutkan penguatan pada Jumat (3/6/2022) seiring dengan respons positif pasar terhadap data inflasi

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada Jumat (3/6/2022), diperkirakan mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun akan ditutup menguat di rentang Rp14.460 – Rp14.520 per dolar AS.

Pada Kamis (2/6/2022) rupiah menguat 0,37 persen atau 54 poin ke Rp14.480 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS pada pukul 15.30 WIB melemah 0,27 persen ke 102,21.

Bersama dengan rupiah, yuan China menguat 0,16 persen, dolar Hong Kong menguat 0,02 persen, dan yen Jepang menguat 0,15 persen. 

Dolar AS sempat naik pada Kamis, mencapai level tertinggi tiga minggu terhadap mata uang lainnya, didukung oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS, yang mencapai puncak dua minggu.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS benchmark 10 tahun mencapai tertinggi dua minggu 2,951 persen pada Rabu (1/6/2022), dengan data menunjukkan aktivitas manufaktur AS meningkat pada Mei 2022 karena permintaan barang tetap kuat. Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) di 57 dan IMP manufaktur ISM adalah 56,1.

Lowongan pekerjaan AS juga tetap pada level tinggi, dengan indeks lapangan kerja manufaktur Institute of Supply Management (ISM) di 49,6 dan indeks pembukaan pekerjaan JOLT di 11,4 juta.

“Imbal hasil telah dalam tren naik karena Federal Reserve AS telah menaikkan suku bunga dengan cepat dalam upaya untuk mengekang inflasi dan menghindari resesi ekonomi. Imbal hasil 10 tahun adalah sentuhan yang lebih lembut di awal Asia pada 2,914 persen,” jelasnya dalam riset harian, Kamis (2/6/2022).

Investor juga menunggu laporan pekerjaan AS hari ini, termasuk non-farm payrolls. Bank Sentral Eropa akan mengadakan pertemuan kebijakan pada minggu berikutnya, yang diharapkan untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang rencananya untuk kenaikan suku bunga.

Dari sisi internal, pemerintah optimistis perekonomian nasional masih akan terus tumbuh dengan kuat dan semakin inklusif di masa depan. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah memandang prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat. Berkaca pada efek dari periode commodity boom pada 2011 dan 2012, investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan. Terutama dalam memanfaatkan harga komoditas yang tinggi serta akselerasi transformasi ekonomi.

Sementara dari sisi investasi publik, keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan IKN Nusantara akan mendorong pertumbuhan investasi sekaligus menstimulasi aktivitas investasi sektor swasta di masa depan.

“Membaiknya intermediasi sektor keuangan yang ditandai oleh peningkatan pertumbuhan kredit perbankan, juga akan turut mendukung aktivitas investasi,” ujar Ibrahim.

Di sisi lain, dorongan dari konsumsi masyarakat juga akan semakin kuat, seiring dengan perbaikan tingkat kesejahteraan. Pola konsumsi juga akan mulai normal.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 oleh IMF terkoreksi ke level 3,6 persen akibat konflik geopolitik yang diprediksi akan membawa dampak berkepanjangan pada aktivitas perdagangan dunia.

Selain itu, implementasi pengetatan kebijakan moneter, khususnya The Fed, yang lebih cepat juga akan mengakibatkan gejolak pasar keuangan global. Sehingga pada akhirnya mendorong peningkatan cost of fund di semua sektor. Rentang asumsi pertumbuhan yang cukup lebar mencerminkan faktor ketidakpastian yang tinggi dari dinamika perekonomian global.

Tingkat inflasi pada Mei 2022 tercatat sebesar 0,40 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), atau melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0,95 persen mtm.

Secara tahunan, inflasi pada Mei 2022 tercatat sebesar 3,55 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,47 persen yoy.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page