Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 3 September 2021

  • by

Rupiah diperkirakan cenderung menguat di rentang Rp14.260-Rp14.310 per dolar AS pada hari ini.

Mata uang rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat (3/9/2021) seiring dengan pelemahan dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan rupiah diperkirakan cenderung menguat di rentang Rp14.260-Rp14.310 per dolar AS pada hari ini.

“Rupiah kemungkinan di buka berfluktuatif namun di tutup menguat direntang Rp14.260-Rp14.310,” paparnya dalam publikasi riset.

Kemarin, Kamis (2/9/2021) rupiah naik 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.272,5 per dolar AS. Indeks dolar AS melesu 0,02 persen menuju 92,434.

Penguatan juga dialami oleh yen Jepang yang menguat 0,01 persen, peso Filipina menanjak 0,42 persen. Sementara itu, won Korea selatan melemah 0,34 persen, ringgit Malaysia turun 0,14 persen, dan bath Thailand tergelincir 0,34 persen.

Ibrahim menyampaikan pelemahan dolar AS lantaran investor menunggu laporan pekerjaan AS terbaru yang dapat memberi tentang rencana pengurangan aset Federal Reserve, dengan data ketenagakerjaan sebelumnya kehilangan ekspektasi.

Investor juga menantikan petunjuk tentang jadwal Fed untuk pengurangan aset dan kenaikan suku bunga setelah Ketua Jerome Powell mengindikasikan pemulihan pasar tenaga kerja yang akan menentukan kapan bank sentral memulai pengurangan aset.

“Powell menekankan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja akan menentukan garis waktu pengurangan aset, laporan pekerjaan kemungkinan akan memberikan petunjuk kepada investor,” tulisnya dalam riset harian, Kamis (2/9/2021).

Sementara itu, di dalam negeri, pasar merespons positif terhadap klaim pemerintah yang sudah memenuhi target penyuntikan 100 juta dosis vaksin Covid-19 pada 31 Agustus 2021. Vaksinasi merupakan salah satu yang penting dalam menurunkan laju penyebaran Covid-19.

Meski diklaim memenuhi target 100 juta dosis di akhir Agustus, vaksinasi Covid-19 juga banyak mendapat catatan. Salah satunya terkait ketidakmerataan akses vaksinasi.

Sementara di satu wilayah akses vaksin begitu berlimpah, di wilayah lain banyak warga harus berjuang sekuat tenaga hanya untuk mendapatkan vaksinasi dosis pertama.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page