Rupiah terimbas penguatan dolar AS yang dipicu rencana penaikan suku bunga Federal Reserve.
Nilai tukar rupiah diprediksi masih tertekan proyeksi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih cepat sehingga menguatkan dolar AS.
Rupiah ditutup melanjutkan pelemahan pada perdagangan Kamis (6/1/2022) bersama sejumlah mata uang lainnya di hadapan dolar AS. Penguatan greenback mendapat dorongan dari kemungkinan percepatan kenaikan suku bunga The Fed pada Maret mendatang.
Kemarin, rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke Rp14.391 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,21 persen ke 96,36.
Bersama mata uang Garuda, dolar Singapura juga melemah 0,19 persen, dolar Taiwan melemah 0,15 persen, won Korea Selatan melemah 0,34 persen, peso Filipina melemah 0,38 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,42 persen.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah sedikit melemah dibandingkan dengan penutupan sebelumnya. Hal ini disebabkan obligasi pemerintah AS terus mengalami peningkatan signifikan karena ada kenaikan suku bunga bank sentral yang kemungkinan dilaksanakan Maret, dari sebelumnya diperkirakan baru dilaksanakan pada Mei.
“Informasi ini mengindikasikan bahwa indeks dolar AS akan mengalami penguatan,” ujarnya, dikutip Kamis (6/1/2022).
Selain itu, pasar tenaga kerja di AS yang terus naik dan pengangguran yang turun walaupun Omicron terus menyebar hingga 1 juta kasus, makin memperkuat kedudukan dolar AS.
Sumber Bisnis.com