Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 9 April 2021

  • by

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menjelaskan mata uang rupiah masih cenderung tertekan terhadap dolar AS seiring dengan optimisme perbaikan ekonomi Paman Sam.

Meski dolar sedang tertekan, mata uang rupiah diperkirakan melemah kembali pada Jumat (9/4/2021) seiring dengan maraknya aksi jual.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menjelaskan mata uang rupiah masih cenderung tertekan terhadap dolar AS seiring dengan optimisme perbaikan ekonomi Paman Sam.

“Untuk perdagangan Jumat (9/4/2021), prediksinya nilai tukar rupiah dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah pada rentang Rp14.530-Rp14.590 per dolar AS,” paparnya.

Pada Kamis (8/4/2021) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 40 poin atau 0,28 persen ke level Rp14.535. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,14 persen ke 92,3250

Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelemahan rupiah dipicu oleh dolar AS yang masih kuat terhadap mata uang lainnya pada hari ini. Hal tersebut terjadi setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) menegaskan kembali dukungan kebijakannya yang berkelanjutan dalam risalah rapat terbaru dan meningkatkan harapan untuk pemulihan ekonomi dari COVID-19.

Ringkasan pertemuan The Fed yang dirilis hari ini mengindikasikan bank sentral AS akan tetap berhati-hati tentang jalan menuju pemulihan dari COVID-19. The Fed juga menegaskan kembali janjinya untuk melanjutkan dukungan kebijakan moneter hingga pemulihan ekonomi yang optimal.

Pihak The Fed juga meremehkan risiko inflasi dari lonjakan imbal hasil Treasury baru-baru ini. Mereka bersikeras bahwa lonjakan tersebut mencerminkan prospek pertumbuhan yang lebih kuat.

Sementara itu, dari dalam negeri, sejumlah pihak baik dari pemerintah maupun ekonom menaruh harapan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 akan tumbuh positif dan. Bahkan, harapan pemulihan yang signifikan dapat terjadi hingga ke 7 persen sampai 8 persen secara year on year.

Proyeksi tersebut didasarkan dari beberapa indikator perekonomian yang terus menunjukan tren perbaikan, seperti peningkatan penjualan segmen kendaraan bermotor dalam beberapa waktu terakhir. Hal tersebut menyusul diberlakukannya insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) 0 persen sejak 1 Maret lalu.

Selain itu, pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah atau PPN DTP untuk penjualan rumah diyakini turut mendongkrak kinerja sektor proferti sehingga turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 mendatang.

Kemudian, pemerintah tetap mengalokasikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 yang cukup besar, Rp699,43 triliun. Jumlah tersebut naik 21 persen dari realisasi PEN 2020 sebesar Rp579,78 triliun atau setara 83,39 persen dari pagu Rp695,2 triliun pada tahun lalu.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page