Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 10 Desember

  • by

Rebound dolar AS pada hari ini berpotensi menekan sejumlah mata uang, termasuk rupiah.

Nilai tukar rupiah berpotensi menguat terbatas pada perdagangan Kamis (10/12/2020) setelah libur Pilkada Serentak 2020 pada Rabu (9/12/2020). Namun, investor perlu mewaspadai rebound dolar AS.

Pada perdagangan Selasa (8/12/2020), rupiah ditutup di level Rp14.110 per dolar AS melemah 0,04 persen atau 5 poin jika dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama menguat 0,2 persen ke posisi 90,978 hingga pukul 15.27 WIB.

“Pada perdagangan Kamis (10/12/2020), kemungkinan mata uang rupiah akan dibuka menguat sebesar 10 sampai 30 poin di level Rp14.090 — Rp.14.140,” papar Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim.

Dari dalam negeri, data cadangan devisa bulan November dilaporkan mengalami penurunan sebesar US$100 juta ke US$133,6 miliar. Nominal cadangan devisa Indonesia lebih rendah dari yang diperkirakan bakal naik dan mencapai US$136,2 miliar pada November 2020.

Cadangan devisa RI mengalami penurunan tiga bulan beruntun sebesar US$3,6 miliar dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Secara bersamaan CoronaVac (vaksin Covid-19 buatan Sinovav) tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu (6/12/2020) malam dan sudah diangkut ke PT Bio Farma (Persero). Namun, pelaksanaan vaksinasi masih harus melalui tahapan evaluasi dari Badan POM guna memastikan aspek mutu dan efektivitas dan fatwa MUI untuk aspek halal.

“Penurunan cadangan devisa tiga bulan secara beruntun dan kelanjutan kapan vaksin akan didistribusikan dan bisa digunakan untuk masyarakat telah menahan penguatan mata uang rupiah,” ungkapnya.

Ibrahim menyatakan, kongres AS siap untuk memberikan suara minggu ini pada langkah pendanaan sementara untuk memberi anggota parlemen lebih banyak waktu untuk menegosiasikan rencana stimulus darurat virus corona. Pemerintah AS kemungkinan akan menuntaskan kesepakatan stimulus baru yang bisa bernilai sekitar US$908 miliar.

“Kesepakatan stimulus baru sangat dibutuhkan karena California memberlakukan pembatasan Covid-19 baru, di mana semua kecuali infrastruktur kritis dan operasi ritel di daerah yang paling parah dilanda diperintahkan untuk ditutup,” imbuhnya.

Di sisi lain, pertemuan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa mengalami kebuntuan sehingga tidak menghasilkan keputusan yang diinginkan oleh pasar.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page