Lonjakan inflasi AS yang menekan dolar AS dapat menjadi peluang bagi rupiah untuk mengiat.
Mata uang rupiah berpeluang menguat seiring dengan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (12/5/2022).
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.540-Rp14.580 pada hari ini.
Kemarin, mata uang Garuda rupiah ditutup naik 0,5 poin ke level Rp14.554 per dolar AS. Indeks dolar di pasar spot tercatat terkoreksi 0,27 persen ke level 103,63.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya ditutup mayoritas menguat yakni yen Jepang yang menguat 0,30 persen, won Korea Selatan yang menguat 0,04 persen, yuan China yang naik 0,13 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,06 persen.
Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar melayang di dekat level tertinggi dua dekade terhadap mata uang utama pada Rabu (11/5/2022). Hal ini menjelang pembacaan kunci pada inflasi yang memberikan petunjuk tentang seberapa agresif The Federal Reserve dalam pengetatan kebijakan moneter.
Dia melanjutkan, investor condong masuk ke safe haven di tengah kekhawatiran tentang kemampuan The Fed untuk menekan inflasi tanpa menyebabkan resesi. Hal ini bersamaan dengan kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan yang timbul dari perang di Ukraina dan meningkatnya kasus Covid-19 di China.
Dari dalam negeri, menurut Ibrahim sentimen datang dari inflasi Indonesia yang melonjak 0,95 persen (month to month/mtm) pada April 2022, dan ini menjadi level tertinggi sejak Januari 2017. Secara tahunan (year on year/YoY), inflasi Indonesia melesat ke level 3,47 persen atau tertinggi sejak Agustus 2019.
Inflasi tahunan tersebut semakin mendekati batas atas kisaran target BI yaitu 2-4 persen. Sedangkan inflasi inti pada April menembus 2,6 persen (YoY) yang merupakan rekor tertinggi sejak Mei 2020 atau dua tahun lalu di mana pada saat itu inflasi inti mencapai 2,65 persen.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) harus segera menyesuaikan suku bunga acuan dengan cara menaikkan suku bunga dalam pertemuan bulan ini BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), jika inflasi tinggi terus terjadi.
BI juga akan terus memonitor inflasi untuk memastikan bahwa BI akan memberikan respon kebijakan yang tepat. Selain itu juga akan terus memperkuat Kerjasama dengan pemangku kepentingan termasuk pemerintah
Sumber Bisnis.com