Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 19 Agustus 2021

  • by

Mata uang Garuda kemungkinan dibuka berfluktuatif namun berpotensi ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.360 – Rp14.390 per dolar AS pada hari ini

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini diperkirakan akan merespons rilis ekonomi dalam negeri dan hasil notulensi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk bulan Juli.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang Garuda kemungkinan dibuka berfluktuatif namun berpotensi ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.360 – Rp14.390 per dolar AS pada hari ini, Kamis (19/8/2021)

Investor akan mengantisipasi rilis suku bunga 7-days repo rate oleh Bank Indonesia dan kebijakan ekonomi ke depannya pada hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup datar 0,00 persen di posisi Rp14.372,50 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar AS terpantau melemah 0,07 persen ke level 93,0660 pada pukul 15.22 WIB, kemarin (18/8/2021).

Menurut Ibrahim, nilai tukar rupiah sempat menguat 15 poin di level Rp14.373 pada perdagangan kemarin, sebelum ditutup stagnan karena sentimen dari dalam dan luar negeri yang ada. 

Di dalam negeri Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar US$2,59 Miliar. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus pada Juni 2021 sebesar US$1,32 miliar, tetapi masih lebih rendah dari surplus neraca dagang Juli 2020 yakni US$3,26 miliar.

“Selain itu, pelaku pasar merespon positif Pidato Nota Keuangan  yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo mengenai  APBN 2022 yang dirancang antisipatif, responsif, dan fleksibel sebagai instrumen pemulihan ekonomi dan menghadapi berbagai ketidakpastian ke depan,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (18/8/2021).

Ibrahim juga menyebutkan bahwa pemerintah berhati-hati terhadap risiko ketidakpastian meski perekonomian diprediksi akan membaik pada 2022 yang tercermin dari kebijakan fiskal 2022 yang countercyclical untuk mendorong kesiapan sistem kesehatan, pemulihan ekonomi masyarakat dan melanjutkan reformasi struktural. 

Ditambah dengan agenda reformasi struktural untuk peningkatan produktivitas, daya saing investasi dan ekspor, penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan terus dilakukan. 

Melalui pertimbangan tersebut, Ibrahim mengungkapkan asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2022 ditargetkan pada kisaran 5,0 persen – 5,5 persen.

Mengutip Bloomberg, notulensi FOMC yang dirilis Rabu (18/8/2021) waktu Amerika Serikat mengungkapkan, hasil FOMC untuk Juli mengatakan sebagian besar pejabat The Fed setuju bahwa mereka dapat mulai memperlambat laju pembelian aset akhir tahun ini.

Risalah juga menunjukkan bahwa para pejabat The Fed belum memiliki kesepakatan tentang waktu atau kecepatan pengurangan, sebagian besar telah mencapai konsensus untuk menjaga komposisi pengurangan dalam pembelian sekuritas berbasis obligasi dan hipotek secara proporsional. 

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page