Rupiah diperkirakan melanjutkan koreksi setelah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke Rp14.357 per dolar AS pada Rabu (20/4/2022).
Nilai tukar rupiah diprediksi kembali melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (21/4/2022), setelah akhirnya tumbang di hadapan dolar AS pada penutupan perdagangan kemarin.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (20/4/2022), nilai tukar rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke Rp14.357 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,34 persen ke 100,61.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS sempat naik ke puncak baru dua dekade terhadap semua mata uang pada Rabu, didukung oleh lebih banyaknya pejabat Federal Reserve yang mendorong kenaikan suku bunga acuan.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, di antara anggota Komite Pasar Terbuka Federal yang berpandangan dovish, mengatakan bahwa jika gangguan rantai pasokan global terus berlanjut, pembuat kebijakan perlu mengambil tindakan yang lebih agresif untuk menurunkan inflasi.
Sebelumnya, Presiden Fed Chicago Charles Evans mengatakan dia “nyaman” dengan putaran kenaikan suku bunga tahun ini yang mencakup dua kenaikan 50 basis poin, menandai peningkatan dari sebulan yang lalu.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga terus naik menuju tertinggi selama beberapa tahun, dengan investor bersiap untuk Federal Reserve AS menaikkan suku bunganya secara agresif dalam beberapa bulan mendatang.
Dari sisi internal, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) Maret 2022 kembali mencatat surplus yaitu sebesar US$4,53 miliar. Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai US$3,83 miliar.
Surplus neraca perdagangan telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Adapun Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Surplus neraca perdagangan Maret 2022 bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas. Pada Maret 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai US$6,62 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$5,74 miliar.
Perkembangan positif tersebut didukung oleh meningkatnya ekspor nonmigas dari US$19,48 miliar pada Februari 2022 menjadi US$25,09 miliar pada Maret 2022. Peningkatan ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam yang membaik, seperti batu bara, besi dan baja, serta lemak dan minyak nabati.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan nilai impor Indonesia pada Maret 2022 mengalami peningkatan sebesar US$21,97 miliar atau naik sekitar 32,02 persen secara bulanan dibandingkan dengan bulan Februari 2022.
“Walaupun data internal begitu bagus, namun goncangan sentimen eksternal sangat kuat bahkan indek dolar sudah di atas 100 sehingga mata uang rupiah kembali terdepresiasi, walaupun tidak terlalu dalam pelemahannya,” ujar Ibrahim dalam riset harian.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.350 – Rp14.380.
Sumber Bisnis.com