Mata uang rupiah berpeluang menguat terutama didorong sentimen eksternal seperti pelemahan dolar AS dan masuknya dana asing.
Mata uang rupiah berpotensi menguat seiring dengan pelemahan dolar AS dan dukungan masuknya modal asing.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan Rabu (2/12/2020) didukung oleh aliran modal asing yang terus masuk ke pasar keuangan Indonesia.
Berdasarkan Bloomberg, Rabu (2/12/2020), nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau ditutup pada posisi Rp14.125 per dolar AS, naik tipis 0,04 persen atau 5 poin.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama juga melemah tipis 0,01 persen ke posisi 91,31 hingga pukul 17.39 WIB. Pagi ini, Kamis (3/12/2020) pukul 06.15 WIB, indeks dolar AS koreksi 0,32 persen menuju 91,019.
Adapun, pada penutupan perdagangan Selasa (1/12/2020), rupiah parkir di level Rp14.130 per dolar AS, melemah tipis 0,07 persen atau 10 poin.
Ariston mengatakan pemulihan ekonomi dapat terbantu oleh sentimen terhadap aset berisiko yang sedang positif dengan uji keberhasilan vaksin yang berarti distribusi vaksin semakin dekat.
“Di sisi lain, ada berita stimulus fiskal AS dan Bank sentral AS yang tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah yang juga memberikan sentimen positif karena ini mendukung pemilihan ekonomi,” jelas Ariston kepada Bisnis.
Ditambah dengan pergerakan indeks dolar AS yang melemah, hal-hal tersebut diatas membantu pergerakan positif pada mata uang rupiah. Namun, Ariston mengakui bahwa kenaikan kasus Covid-19 menjadi beban untuk laju penguatan rupiah.
“Harapan adanya laju aliran modal masuk dari eksternal membuat sentiment mata uang garuda positif sehingga berpeluang bisa menguat,” imbuhnya.
Sumber Bisnis.com