Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 3 Juni 2021

  • by

Mata uang rupiah tengah menghadapi tekanan dari rebound dolar AS.

Mata uang rupiah diprediksi berfluktuasi di tengah rebound dolar AS. Namun, data ekonomi seperti manufaktur dan inflasi dapat menopang laju rupiah.

Mengutip Bloomberg pada Rabu (2/6/2021), rupiah ditutup stagnan di level Rp14.280 per dolar AS. Sejak awal tahun rupiah melemah 1,64 persen.

Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik tunduk di hadapan dolar AS kemarin. Pelemahan paling dalam dialami oleh rupee India yang turun 0,33 persen, dolar Taiwan turun 0,30 persen dan yen Jepang turun 0,29 persen.

Sementara itu, indeks dolar terpantau menguat 0,32 persen menjadi 90.120 pada saat yang sama.

Adapun, investor saat ini tengah mengantisipasi rilis data upah (payrolls) di Amerika Serikat yang akan memberi gambaran tentang pasar ketenagakerjaan Negeri Paman Sam.

Selain itu, data upah itu juga akan menjadi panduan pelaku pasar memetakan kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve).

Sebelumnya Gubernur The Fed Lael Brainard mengatakan risiko masih membayangi dari sisi kebijakan moneter yang diambil ketika ekonomi mulai bergeliat sementara masyarakat masih banyak menganggur.

“Investor akan melihat kenaikan data upah menjadi tanda bahwa The Fed akan mulai bergerak,” kata Portfolio Strategist New York Life Investment Lauren Goodwin, dikutip dari Bloomberg pada Rabu (2/6/2021).

Dari data ekonomi dalam negeri, IHS Markit mencatat PMI manufaktur Indonesia berada di level 55,3. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan indeks ini.

Perolehan ini sekaligus menandakan pemulihan kegiatan ekonomi Tanah Air. PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2021 naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 54,6.

Jingyi Pan, Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit, mengatakan sektor manufaktur Indonesia berkembang cepat pada bulan Mei, menurut PMI Manufaktur IHS Markit.

Permintaan baru, output, dan pembelian naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei, sementara ketenagakerjaan kembali bertumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Indeks Harga Konsumen pada Mei 2021 sebesar 0,32 persen, meningkat dari bulan sebelumnya.

Inflasi tahunan pada Mei 2021 tercatat sebesar 1,68 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender (ytd) 2021 mencapai 0,90 persen.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page