Mata uang regional terpantau melemah pagi ini terhadap dolar AS. Sementara indeks dolar menguat 0,088 poin atau 0,09 persen ke level 92,741 pada pukul 07.55 WIB.
Pergerakan indeks dolar akan masih akan mempengaruhi laju nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (9/9/2021), sejalan dengan pergerakan mata uang di Asia.
Mata uang regional terpantau melemah pagi ini terhadap dolar AS. Won Korea Selatan terdepresiasi 0,35 persen, sedangkan peso Filipina melemah 0,08 persen.
Sementara itu, ringgit Malaysia terpantau melemah 0,06 persen, baht Thailand melemah 0,06 persen, sedangkan yuan China menguat 0,08 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang lainya terpantau menguat 0,088 poin atau 0,09 persen ke level 92,741 pada pukul 07.55 WIB.
Pada perdagangan Rabu (8/9), indeks dolar AS terpantau naik 0,14 persen menjadi 92,66, setelah sebelumnya naik ke 92,86, tertinggi sejak 27 Agustus.
Dilansir dari Antara, dolar memangkas kenaikannya pada akhir perdagangan Rabu karena imbal hasil obligasi pemerintah AS turun setelah pejabat Federal Reserve menawarkan pandangan dovish tentang ekonomi, dan sehari menjelang keputusan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB).
Presiden Fed Bank New York John Williams mengatakan bahwa lebih banyak kemajuan diperlukan di pasar tenaga kerja untuk mencapai “kemajuan lebih lanjut yang substansial” guna tujuan pekerjaan maksimum Fed.
Namun dia menambahkan, mungkin tepat bagi Federal Reserve untuk mulai mengurangi laju pembelian asetnya akhir tahun ini jika ekonomi terus membaik.
“The Fed jelas dalam sikap menunggu dan melihat selama beberapa bulan ke depan untuk melihat bagaimana ekonomi bertahan. Williams dari Fed menyampaikan beberapa komentar dovish yang mendukung gagasan bahwa The Fed dapat melakukan tapering paling cepat adalah Desember,” Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, dikutip Kamis (9/9/2021).
Secara terpisah, The Fed mengatakan dalam Beige Book terbarunya bahwa ekonomi AS “sedikit turun” pada Agustus karena gelombang baru virus corona menghantam tempat makan, perjalanan, dan pariwisata.
Imbal hasil obligasi acuan 10-tahun AS turun menjadi 1,33 persen, setelah sebelumnya diperdagangkan di 1,38 persen. Imbal hasil telah meningkat sejak data pada Jumat (3/9/2021) menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan AS melambat sementara inflasi upah lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Sumber Bisnis.com