Analis memprediksi nilai tukar rupiah masih akan bergerak pada kisaran Rp14.400–Rp14.500 hingga akhir pekan ini.
Nilai tukar rupiah diprediksi bergerak di rentang Rp14.400–Rp14.500 per dolar AS pada Rabu (14/7/2021) seiring dengan sentimen rilis data inflasi AS dan efek PPKM Darurat.
Pada Selasa (13/7/2021), nilai tukar rupiah ditutup naik 29 poin atau 0,2 persen menjadi Rp14.463,5 per dolar AS. Indeks dolar AS naik 0,04 persen ke level 92,294.
Sementara itu, data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.486 per dolar AS, atau tidak berubah dari posisi Senin (12/7/2021).
Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan, penguatan rupiah masih ditopang oleh tren pelemahan dolar AS yang terjadi sejak pekan lalu. Hal ini menimbulkan efek positif bagi mata uang negara berkembang seperti Indonesia.
Penguatan rupiah turut didukung oleh turunnya imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury. Ia mengatakan, saat ini imbal hasil US Treasury terpantau anjlok di dekat level 1,3 persen.
“Untuk saat ini secara domestik belum banyak isu penggerak, sehingga rupiah masih terjebak di level Rp14.400,” katanya saat dihubungi pada Selasa (13/7/2021).
Adapun, Wahyu memprediksi nilai tukar rupiah masih akan bergerak pada kisaran Rp14.400–Rp14.500 hingga akhir pekan ini. Salah satu sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah adalah rilis data consumer price index AS. Data tersebut akan mempengaruhi pergerakan dolar AS terlebih dahulu.
Data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis Selasa (13/7/2021) menunjukkan Indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) melonjak 0,9 persen pada Juni 2021 dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom) dan 5,4 persen dari Juni 2020.
Sementara itu, dari dalam negeri, pasar masih menanti kabar kepastian terkait perpanjangan PPKM Darurat selama 6 pekan ke depan. Sentimen tersebut akan mempersulit rupiah untuk menembus kisaran Rp14.200.
Sumber Bisnis.com