Rupiah masih berpotensi menguat tipis pada perdagangan Rabu (15/12/2021) di rentang Rp14.300 – Rp14.390 per dolar AS seiring dengan rilis data neraca perdagangan.
Rupiah berpeluang menguat tipis seiring dengan positifnya rilis data neraca perdagangan pada hari ini, Rabu (15/12/2021).
Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (14/12/2021), rupiah ditutup naik tipis 0,05 persen menjadi Rp14.324 per dolar AS.
Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik tunduk di hadapan dolar AS seperti yen Jepang turun 0,10 persen, peso Filipina turun 0,05 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,11 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang terpantau naik 0,09 persen menjadi 96.410.
Pergerakan rupiah turut dibayangi rilis data ekonomi neraca perdagangan. Berdasarkan data konsensus Bloomberg, hingga Selasa (14/12/2021) pukul 19.00 WIB terdapat 20 lembaga yang sudah merilis proyeksi neraca perdagangan November 2021.
Rata-rata proyeksi surplus dari seluruh lembaga adalah US$4,58 miliar. Proyeksi itu lebih rendah dari capaian surplus Oktober 2021 yakni US$5,73 miliar.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan penguatan rupiah juga ditopang oleh respons positif pasar terhadap pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto bahwa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) selama 2021 telah on-track dan akan dilanjutkan pada 2022.
“Kebijakan belanja countercyclical pemerintah, khususnya melalui program PEN telah melindungi masyarakat yang rentan serta menstimulasi sektor usaha untuk kembali tumbuh positif,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Selasa (14/12/2021).
Adapun, salah satu hasil dari PEN tersebut adalah hasil produksi (output) Indonesia telah kembali ke level sebelum pandemi dengan realisasi PEN per 10 Desember 2021 mencapai 69,8 persen.
Selanjutnya, pada 2022 telah dialokasikan anggaran Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) untuk penanganan pandemi bidang kesehatan dan perlindungan kepada masyarakat sebesar Rp414 triliun.
Selain itu, Ibrahim menunjukkan APBN 2022 juga akan fokus pada penanganan pandemi, sehingga APBN menjadi instrumen untuk menjaga pemulihan ekonomi Indonesia sekaligus mendukung keberlanjutan program penanganan Covid-19.
Dari sisi eksternal, penguatan dolar AS tak mampu menggoyahkan rupiah. Adapun, penguatan dolar AS didorong oleh ekspektasi pasar terkait dengan hasil pertemuan Bank Sentral AS (Federal Reserve) yang diperkirakan hawkish pekan ini.
Ibrahim memperkirakan rupiah masih berpotensi menguat tipis pada perdagangan Rabu (15/12/2021) di rentang Rp14.300 – Rp14.390 per dolar AS.
Sumber Bisnis.com