Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 15 September 2021

  • by

Rupiah diperkirakan bergerak kisaran Rp14.225 – Rp14.325 per dolar AS seiring dengan rilis data inflasi.

Mata uang rupiah berisiko melemah terbatas terhadap dolar AS seiring dengan proyeksi peningkatan inflasi Agustus 2021 yang dirilis hari ini, Rabu (15/9/2021). 

Nilai tukar rupiah ditutup naik 0,14 persen atau 20 poin di posisi Rp14.392 per dolar AS pada Selasa (14/9/2021). Di saat bersamaan indeks dolar AS juga terpantau menguat 0,07 persen ke level 93,0230 pada pukul 15.15 WIB.

Kurs rupiah terpantau menguat tipis berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin. Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.257 per dolar AS, naik 3 poin atau 0,02 persen dari posisi Senin (13/9/2021) Rp14.260 per dolar AS.

Vice President Economist Bank Permata Josua Pardede memperkirakan nilai tukar rupiah pada hari ini akan melemah lantaran pergerakan rupiah cenderung didominasi oleh hasil dari inflasi AS bulan Agustus 2021 yang akan dirilis dini hari.

“Seiring dengan proyeksi inflasi yang cenderung meningkat, diperkirakan rupiah akan melemah, dan bergerak di kisaran Rp14.225 – Rp14.325 per dolar AS,” papar Josua, Selasa (14/9/2021).

Josua pun memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2021 akan membukukan surplus sebesar UUS$2,68 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya. Pada Juli 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$2,59 miliar.

Sementara itu, penerbitan Surat Utang Negara (SUN) Sustainable Development Goals (SDG) dalam mata uang Euro dipercaya berpotensi mendorong penguatan rupiah dalam jangka menengah, meskipun tidak terlalu signifikan.

Josua menjelaskan hal tersebut dikarenakan metode yang diberlakukan oleh pemerintah adalah SEC-Registered Shelf Take-Down. Melalui metode tersebut ungkapnya, permintaan investor asing cenderung tidak akan meningkat signifikan dalam waktu singkat.

“Meskipun demikian, di jangka menengah, penerbitan ini berpotensi meningkatkan devisa dan mendorong penguatan rupiah,” ujar Josua.

Berdasarkan siaran pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada Selasa (14/9/2021), transaksi ini merupakan penerbitan SDG bond konvensional pertama di Asia senilai 500 juta euro.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page