Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 26 Januari 2022

  • by

Rupiah diperkirakan tertekan penguatan indeks dolar AS hari ini.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan melanjutkan pelemahan, pada perdagangan hari ini, Rabu (26/1/2022).

Pada perdagangan kemarin, Selasa (25/1/2022), nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,09 persen atau 13,50 poin ke posisi Rp14.348,50 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat sebesar 0,08 persen atau 0,08 poin ke level 95,9980 pada pukul 15.05 WIB.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang memperkirakan rupiah bergerak dalam kisaran Rp14.280 hingga Rp14.420 per dolar AS hari ini.

Dolar AS menguat pada perdagangan hari ini di tengah ketegangan antara Rusia dan Barat atas Ukraina, sehari sebelum Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan mengungkapkan rincian tentang rencananya untuk memperketat kebijakan moneter.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,025 poin atau 0,03 persen ke level 95,973 pada pukul 08.04 WIB.

Dilansir Antara, pemimpin negara-negara Barat meningkatkan persiapan untuk setiap aksi militer Rusia di Ukraina, sementara Moskow mengatakan pihaknya mengawasi dengan sangat prihatin setelah 8.500 tentara AS disiagakan untuk dikerahkan ke Eropa jika terjadi eskalasi.

Ketegangan tetap tinggi setelah NATO mengatakan pada Senin (24/1/2022) bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur sebagai tanggapan atas penambahan pasukan Rusia di dekat perbatasannya dengan Ukraina.

Direktur Strategi Valas Credit Suisse Alvise Marino mengatakan ketegangan Ukraina telah mengekspos euro dan Eropa, terutama mengenai energi. Namun, penguatan dolar lebih berkaitan dengan pengetatan kebijakan The Fed.

“Pasar memperkirakan dalam satu kenaikan oleh The Fed pada 2022. Sekarang kami memperkirakan empat. Itu pada akhirnya merupakan pendorong utama kekuatan dolar yang telah kita lihat selama tiga bulan terakhir,” katanya.

“Ini sedikit dipercepat karena pelemahan di pasar ekuitas yang lebih luas dan selera risiko yang telah Anda lihat khususnya sejak Rabu lalu,” kata Marino.

Sementara itu, Kepala Riset Investasi BDSwiss Holding Ltd, Marshall Gittler mengatakan penguatan dolar menunjukkan perannya sebagai mata uang safe-haven utama, kata. Mata uang biasanya menguat ketika suku bunga diperkirakan naik dan turun ketika ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat.

“Bukan hanya itu (dolar) naik selama periode risk-off (penghindaran risiko) tetapi juga naik bahkan ketika ekspektasi untuk pengetatan the Fed kembali,” tulis Gittler.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page