Rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di rentang Rp14.160 – Rp14.200 pada perdagangan hari ini.
Nilai tukar rupiah cenderung dipengaruhi oleh sentimen eskternal termasuk potensi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan penguatan dolar AS didorong oleh laporan di China yang menunjukkan pemerintah setempat kemungkinan mengalihkan fokus dari regulasi yang lebih ketat di sektor-sektor yang menjadi perhatian menjadi ke arah sektor yang menopang pertumbuhan ekonomi.
“Kekhawatiran meningkat di China terkait dengan kekuarangan pasokan listrik yang dapat menyebabkan penghentian produksi dan kekurangan produk di rantai pasokan,” jelas dia dalam risetnya, dikutip Rabu (27/10/2021).
Sementara itu, fokus investor saat ini mengarah ke keputusan kebijakan dari pertemuan Bank Sentral Jepang (BOJ) dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang berakhir pada Kamis (28/10/2021).
Adapun konsensus pasar memperkirakan tak satu pun dari bank sentral tersebut akan mengumumkan perubahan kebijakan walaupun ECB kemungkinan bakal membahas tentang tekanan inflasi.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah di rentang Rp14.160 – Rp14.200 pada perdagangan hari ini.
Mengutip Antara, dolar AS sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat, setelah bergerak di kisaran sempit karena pasar menunggu berita dari pertemuan bank sentral mendatang yang mungkin memicu volatilitas.
Setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa konsumen AS lebih percaya tentang ekonomi daripada yang diperkirakan, indeks dolar naik moderat 0,1 persen pada 93,9280 pada pukul 15.30 waktu setempat.
Greenback sebagian besar melayang di sekitar titik tengah antara tertinggi satu tahun yang dicapai awal bulan ini dan terendah satu bulan yang disentuh Senin (25/10/2021) pagi. Analis mengatakan dolar mungkin terus stabil menunggu pertemuan bank sentral dan data ekonomi yang dapat mengubah pandangan tentang suku bunga, inflasi dan tingkat pertumbuhan.
Sumber Bisnis.com