Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Rabu 6 Januari 2021

  • by

Rupiah diprediksi akan dibuka melemah terbatas pada level Rp13.900 hingga Rp13.960 per dolar AS.

 JAKARTA – Meski sempat mengalami koreksi kemarin, mata uang rupiah diperkirakan bertahan di bawah level Rp14.000 per dolar As pada perdagangan Rabu (6/1/2021).

Rupiah diprediksi akan dibuka melemah terbatas pada level Rp13.900 hingga Rp13.960,” papar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (5/1/2021), rupiah ditutup terkoreksi 20 poin atau 0,14 persen menjadi Rp13.915 per dolar AS. Penurunan juga terjadi pada indeks dolar AS yang melemah 0,09 menuju 89,79.

Ibrahim mengatakan, pergerakan rupiah hari ini salah satunya dipengaruhi oleh sikap pelaku pasar yang menunggu hasil pemilihan Senator putaran kedua di negara bagian Georgia AS.

“Hasil pemilu tersebut akan menunjukkan kemungkinan langkah-langkah stimulus AS lebih lanjut,” katanya.

Selain itu, nilai rupiah juga dipengaruhi oleh lonjakan kasus positif virus corona munculnya jenis virus corona yang telah bermutasi. Mutasi tersebut membuat Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson kembali memberlakukan kebijakan lockdown.

Pelaku pasar juga tengah menanti hasil risalah pertemuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pada hari Rabu. Presiden Cleveland Federal Reserve Bank Loretta Mester mengatakan pada hari Senin bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif untuk beberapa waktu menjelang rilis.

Sementara itu, dari dalam negeri, pemerintah optimistis pemulihan ekonomi akan terjadi pada tahun ini dan dapat mencapai 5 persen.

Optimisme pemerintah didasari pada sejumlah lembaga internasional yang memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 akan berada di kisaran tersebut.

World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 4,4 persen, IMF memproyeksikan sebesar 6,1 persen,serta ADB memprediksikan 5,3 persen.

Selain itu, kabar distribusi vaksin virus corona yang telah menjangkau seluruh Indonesia juga ikut menjadi salah satu sentimen yang muncul dari dalam negeri.

“Meski demikian, data Internal yang positif tidak mampu mengangkat mata uang rupiah, karena data eksternal yang kurang bersahabat. Arus modal asing pun kembali keluar dari indonesia, sehingga wajar kalau rupiah ditutup melemah,” jelasnya.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page