Mata uang Garuda kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah pada hari ini dalam kisaran Rp14.240 – Rp14.280 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah diprediksi masih dibayangi oleh penguatan dolar AS pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup turun 0,35 persen atau 50 poin ke posisi Rp14.253 per dolar AS pada Senin (13/9/2021). Sementara indeks dolar AS terpantau menguat 0,24 persen ke level 92,8010 pada pukul 15.17 WIB.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang Garuda kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah pada hari ini dalam kisaran Rp14.240 – Rp14.280 per dolar AS.
Menurutnya, investor saat ini melihat data AS terkait petunjuk lebih lanjut jadwal bank sentral AS, The Fed untuk memulai pengurangan aset dan juga menunggu data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Selasa waktu setempat.
“Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pada Jumat lalu bahwa dia masih ingin bank sentral mulai mengurangi pembelian aset tahun ini,” tulis Ibrahim dalam riset hariannya, dikutip Selasa (14/9/2021)
Ibrahim menjelaskan, data harga produsen AS meningkat pada Agustus, menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu. Ditambah dengan rantai pasokan yang ketat karena pandemi Covid-19 berlarut-larut.
Sementara itu, di dalam negeri angka positivity rate Covid-19 terus mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya antusias masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Hal tersebut terlihat dari permintaan vaksinasi di daerah-daerah melebihi kuota vaksin yang telah disediakan pemerintah.
Ditambah lagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyoroti angka positivity rate di Indonesia yang sedikit lagi menyentuh batas aman 5 persen. Artinya kata Ibrahim, penularan Corona sudah jauh lebih baik ketimbang puncaknya pada pertengahan Juni hingga Agustus yang menyentuh 30 persen.
Kendati demikian, Ibrahim mengungkapkan pemerintah saat ini tetap waspada mengingat ada kemungkinan varian delta kembali merebak. Selain itu, virus Covid-19 varian “MU” yang terbilang ganas sudah terdeteksi di Indonesia.
Sumber Bisnis.com