Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 23 November 2021

  • by

Kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.249 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah diprediksi kembali melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (23/11/2021), seiring dengan penguatan indeks dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS melonjak 0,517 poin atau 0,54 persen ke level 96,548 pada akhir perdagangan Senin (22/11/2021).

Kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 17 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.249 per dolar AS.

Penguatan dolar AS kemarin didorong oleh pencalonan kembali Jerome Powell oleh Presiden Joe Biden untuk lanjut memimpin bank sentral AS Joe Biden.

Dolar AS berpotensi melanjutkan penguatan setelah Biden akhirnya memutuskan memilih Powell menjadi ketua The Fed untuk masa jabatan kedua pada pagi ini, Selasa (23/11/2021).

Biden mengatakan Jerome Powell adalah orang yang tepat untuk memimpin bank sentral karena ekonomi AS terus membaik dari kontraksi pandemi dan pemerintah tengah upaya menghambat inflasi.

“Ini menjadi pekerjaan The Fed untuk mengimbangi dua target kunci. Pertama untuk memaksimalkan ketenagakerjaan sehingga semakin banyak orang Amerika mendapat pekerjaan. Kedua untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil,” kata Biden seperti dikutip Bloomberg pada Selasa (23/11/2021).

Presiden Biden mengatakan memilih tidak akan mengganti Powell yang dipilih oleh Donald Trump. Hal ini diputuskan untuk mengedepankan stabilitas dan independensi di Federal Reserve.

“Jay [Powell] telah membuktikan independensi yang saya hargai. Dalam pemerintahan terakhir, dia menentang campur tangan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya,” lanjut Biden.

Terkait pergerakan rupiah, Samuel Sekuritas menilai rupiah akan bergerak stabil meskipun terdapat arus modal keluar yang deras pada kuartal IV/2021 dari pasar obligasi.

Macro Strategist and Equity PT Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi menjelaskan bahwa arus modal keluar dari pasar obligasi telah mencapai US$2,5 miliar selama kuartal IV/2021 berjalan atau Oktober dan November 2021.

“[Arus modal keluar] diakibatkan oleh naiknya kekhawatiran para investor asing terhadap akselerasi inflasi di pasar negara-negara maju dan berkembang,” tulis Lionel dalam riset strategi makro, Senin (22/11/2021).

Arus modal keluar dari pasar obligasi tercatat terjadi pada September 2021 senilai US$1,31 miliar, sedangkan arus modal masuk ke pasar modal senilai US$0,3 miliar.

Pada Oktober 2021, arus modal keluar dari obligasi tercatat US$0,9 miliar dan modal masuk saham US$0,93 miliar, kemudian pada November 2021 arus modal keluar dari pasar obligasi US$1,63 miliar dan modal keluar dari saham US$0,08 miliar.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page