Rupiah ditutup turun 0,23 persen atau 32,5 poin menjadi Rp14.229 per dolar AS pada Senin (27/12/2021). Sejak awal tahun mata uang Garuda masih naik 1,27 persen.
Nilai tukar rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup turun 0,23 persen atau 32,5 poin menjadi Rp14.229 per dolar AS pada Senin (27/12/2021). Sejak awal tahun mata uang Garuda masih naik 1,27 persen.
Pelemahan rupiah terjadi bersamaan dengan pelemahan sejumlah mata uang Asia, seperti yuan China turun 0,08 persen, won Korea Selatan koreksi 0,04 persen, dan baht Thailand turun 0,41 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia melemah 0,06 persen menjadi 96.07.
Sebelumnya, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah dalam perdagangan di penghujung tahun ini bakal mendekati level Rp 14.100 per dolar AS.
“Karena fundamental ekonomi di Indonesia cukup bagus,” katanya dalam diskusi virtual, Jumat (24/12/2021).
Fundamental ekonomi di dalam negeri yang baik itu, menurut dia, bakal bertahan hingga tahun depan. Bahkan, ketika bank sentral AS atau The Fed berencana mengerek suku bunga acuan, perekonomian Indonesia diprediksi akan tetap kuat menahan gempuran-gempuran dari luar negeri.
Ibrahim menjelaskan kondisi perpolitikan di Indonesia cukup stabil saat ini membuat pemerintah percaya diri dengan sejumlah program kerjanya. Dengan begitu, kemungkinan besar anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN yang akan digelontorkan tahun depan bakal lebih besar.
“Dengan adanya kasus Covid Omicron ini walaupun dianggap tidak terlalu berbahaya dibandingkan dengan Delta paling tidak, pemerintah akan fokus ya terhadap kesehatan ya kemudian vaksinasi,” ujarnya.
Sumber Bisnis.com