Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan rupiah terhadap dolar AS pada disokong oleh sentimen positif yang mendorong investor masuk kembali ke aset berisiko seperti saham.
Nilai tukar rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (9/2/2021) seiring dengan meningkatnya minat terhadap aset berisiko.
Berdasarkan data Bloomberg, kemarin Senin (8/2/2021) nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 27 poin atau 0,20 persen menjadi Rp14.002 per dolar AS. Di saat yang sama, indeks dolar melemah tipis 0,01 persen ke level 91,04.
Bank Indonesia menetapkan kurs referensi Jisdor pada Senin (8/2/2021) menguat 62 poin menuju Rp14.000, dari akhir pekan lalu di level Rp14.062.
Penguatan rupiah juga sejalan dengan mata uang Asia lainnya. Won Korea terpantau menguat paling tinggi yakni 0,38 persen. Kemudian yuan China menguat 0,13 persen, ringgit Malaysia menguat 0,10 persen, serta rupee India menguat tipis 0,07 persen dan peso Filipina 0,06 persen.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan penguatan mata uang Garuda terhadap dolar AS pada disokong oleh sentimen positif yang mendorong investor masuk kembali ke aset berisiko seperti saham.
Ini juga bersamaan dengan rilis data tenaga kerja AS, Non-Farm Payrolls bulan Januari yang di bawah ekspektasi pasar sehingga mendorong pelemahan dolar AS.
“Data tenaga kerja yang pesimis ini menurunkan ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih cepat di AS,” kata Ariston, ketika dihubungi Bisnis, Senin (8/2/2021)
Selain itu, tambah dia, data tersebut meningkatkan perilisan stimulus fiskal AS sebesar US$1,9 triliun yang dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi AS. Alhasil ekspektasi ini meningkatkan minat pasar terhadap aset berisiko.
Sumber Bisnis.com