Mata uang rupiah akan dibuka menguat sebesar 10 hingga 40 point di level Rp14.050 – Rp14.100 pada perdagangan Senin (14/12/2020).
Mata uang rupiah diprediksi menguat terbatas pada perdagangan Senin (14/12/2020) di tengah tren pelemahan dolar AS.
Sebelumnya rupiah berhasil menjaga tren penguatan pada perdagangan Jumat (11/12/2020) dan menutup perdagangan pekan kedua Desember 2020 dengan positif.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 25 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.080 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.102 per dolar AS, menguat 28 poin atau 0,19 persen dari posisi Rp14.130 pada Kamis (10/12/2020).
Penguatan nilai rupiah hari ini menempatkan mata uang garuda di urutan kedua di belakang dolar Taiwan yang ditutup menguat 0,2 persen. Di sisi lain, mata uang dari Asia lainnya mengalami pelemahan, seperti won Korea Selatan yang turun 0,23 persen dan baht Thailand terkoreksi 0,04 persen.
“Mata uang rupiah akan dibuka menguat sebesar 10 hingga 40 poin di level Rp14.050 – Rp14.100 pada perdagangan Senin (14/12/2020),” papar Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim.
Ibrahim dalam laporannya menyatakan, dari dalam negeri, pemerintah telah menganggarkan biaya sebesar Rp637,3 miliar untuk pembelian tiga juta dosis vaksin Covid-19 dari Badan Anggaran Bendahara Umum Negara Kementerian Keuangan.
Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19, sementara sebanyak 1,8 juta dosis vaksin lainnya akan tiba pada tahap berikutnya dan diharapkan bisa disuntikkan serentak kepada para tenaga kesehatan.
Kedatangan vaksin tersebut meningkatkan optimisme terhadap pemulihan perekonomian di Indonesia. Walaupun data eksternal mendukung ke arah negatif, tetapi pelaku pasar optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan kembali bangkit, sehingga arus modal asing akan kembali deras.
“Apalagi, vaksin tersebut siap didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit sehingga akan menekan laju pandemi covid-19. Hal ini berdampak pada pelonggaran PSBB baik di Jakarta maupun nasional,” kata Ibrahim dikutip dari laporan tersebut.
Dari sentimen eksternal, salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah pembahasan paket stimulus di Amerika Serikat yang terus berlanjut.
Negosiasi antara Partai Demokrat dan Partai Republik terus berjalan jelang tenggat waktu 11 Desember untuk mencegah penutupan pemerintah (government shutdown).
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell telah menyatakan dukungan untuk proposal Menteri Keuangan Steven Mnuchin senilai US$916 miliar dan menekankan perlunya melakukan segala upaya untuk membantu perekonomian.
Namun, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi mendukung rencana alternatif senilai US$ 908 miliar, yang masih disusun oleh sekelompok anggota parlemen bipartisan.
Di sisi lain, Bank Sentral Eropa (European Central bank/ECB)juga kembali mengucurkan paket stimulus senilai 500 miliar euro atau US$ 605,19 miliar. ECB akan melanjutkan stimulus pembelian obligasi yang sedang berlangsung sebesar 500 miliar euro menjadi 1,85 triliun euro dan akan memperpanjang program dukungannya hingga setidaknya Maret 2022 dari tanggal akhir paling awal saat ini di pertengahan 2021.
Sumber Bisnis.com