Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan menguat pada perdagangan hari ini, Senin (15/2/2021).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (15/2/2021). Sejumlah faktor seperti surplus neraca perdagangan diperkirakan menjadi sentimen positif bagi pergerakan mata uang Garuda.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat 17,5 poin atau 0,13 persen ke level Rp13.955. Indeks dolar di sisi lain 0,14 persen ke level 90,350.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, Kamis (11/2/2021), nilai tukar rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp13.972. Kinerja tersebut sekaligus menembus level psikologis di bawah Rp14.000 per dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan terdapat sejumlah sentimen internal dan eksternal yang membuat nilai tukar rupiah bisa bertahan di bawah level psikologis Rp14.000.
“Untuk perdagangan Senin mata uang rupiah masih berfluktuatif, walaupun akhirnya ditutup menguat tipis di rentang Rp13.950-Rp13.990,” ujarnya dalam laporan yang dikutip Bisnis, Senin (15/2/2021).
Dia menuturkan, Bank Indonesia dalam pertemuan pekan ini kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen. Penurunan suku bunga diperkirakan bakal terjadi untuk menggenjot daya beli sehingga mendongkrak laju perekonomian.
Untuk diketahui, pada Januari 2021 inflasi hanya mencapai 0,26 persen dan 1,55 persen secara tahunan. Pada Februari 2021, inflasi diperkirakan sebesar 0,01 persen dan 1,25 persen secara tahunan.
“Apabila Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen itu sangat di mungkinkan karena pertumbuhan ekonomi perlu ada pendorong yang pasti,” ujarnya.
Di sisi lain, hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan melansir neraca perdagangan Indonesia periode Januari 2021. Neraca perdagangan pada Januari 2021 diperkirakan bakal surplus. Kendati begitu, realisasinya diyakini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
VP Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa neraca dagang diprediksi sebesar US$1,5 miliar. Angka ini lebih kecil dari realisasi Desember 2020 senilai US$2,1 miliar.
Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana mengatakan bahwa tren positif neraca perdagangan akan berlanjut pada Januari 2021 yaitu sebesar US$1,1 miliar meski lebih rendah dari bulan sebelumnya yakni US$2,1 miliar.
Sumber Bisnis.com