Rupiah diprediksi masih dapat menguat di rentang Rp14.270 – Rp14.330 per dolar AS pada hari ini.
Nilai tukar rupiah diprediksi mampu bergerak di teritori positif pada perdagangan Senin (17/1/2022).
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif pada hari ini. Meski demikian, rupiah masih berpeluang ditutup di zona hijau.
“Rupiah masih dapat menguat di rentang Rp14.270 – Rp14.330 per dolar AS,” katanya dikutip dari riset, Senin (17/1/2022).
Adapun, berdasarkan data Bloomberg, pada Jumat (14/1/2022), mata uang Garuda melemah tipis 1,5 poin atau 0,01 persen ke Rp14.296 setelah sempat menyentuh Rp14.309 pada awal perdagangan. Pada saat yang sama, indeks dolar AS juga sempat melemah 0,09 persen ke 94,7.
Ibrahim menyebutkan dolar AS mengalami penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari satu tahun pada Jumat karena investor memangkas posisi beli dan menganggap kenaikan suku bunga AS tahun ini akan sepenuhnya diperhitungkan.
Lael Brainard pada Kamis menjadi pejabat The Fed terbaru, yang memberi sinyal bahwa The Fed bersiap-siap untuk mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022 pada sidang Komite Perbankan Senat AS untuk nominasi wakil ketuanya.
Dari sisi internal, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) oleh Bank Indonesia (BI) memperkirakan kegiatan usaha akan meningkat pada kuartal I/2022, yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 9,39 persen, meningkat dari 7,1 persen dari kuartal sebelumnya.
Peningkatan tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yang mencatat kinerja positif, terutama sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Hal tersebut sejalan dengan periode panen raya tanaman bahan makanan, serta sektor industri pengolahan seiring dengan perkiraan meningkatnya permintaan.
Sementara itu SKDU mengindikasikan kegiatan dunia usaha pada kuartal IV/2021 tumbuh positif, hal ini tercermin dari nilai SBT sebesar 7,1 persen, sedikit lebih rendah dari SBT sebesar 7,58 persen pada kuartal III/2021, namun meningkat dibandingkan dengan SBT sebesar minus 3,9 persen pada periode yang sama 2020.
Selain itu, peningkatan kinerja usaha terindikasi pada sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran dan pengangkutan, serta komunikasi, yang didorong oleh meningkatnya permintaan seiring pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah, serta perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur akhir tahun.
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai kuartal IV/2021 tercatat sebesar 72,6 persen, sedikit lebih rendah dari 73,3 persen pada kuartal sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan dengan 71,96 persen pada kuartal IV/2020.
Penggunaan tenaga kerja juga diindikasikan membaik meski masih dalam fase kontraksi. Sementara itu kondisi keuangan dunia usaha terindikasi membaik dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya, baik dari aspek likuiditas maupun rentabilitas, didukung oleh akses pembiayaan yang lebih mudah.
Sumber Bisnis.com