Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Senin 26 April 2021

  • by

Rupiah mendapatkan momentum penguatan dari koreksi dolar AS.

Mata uang rupiah berpeluang menguat pada hari ini, Selasa (26/4/2021) di tengah tren koreksi dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan adanya gelombang baru Covid-19, varian baru virus ini di berbagai belahan dunia akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Apalagi dalam beberapa hari terakhir terjadi lonjakan kasus infeksi di India, sedangkan di dalam negeri muncul kembali infeksi Covid-19 di klaster perkantoran.

“Yang jadi pengaruh besar pergerakan minggu kemarin adalah gelombang baru Covid-19, karena di China sendiri telah ditemukan klaster baru, dan varian baru Covid-19. Ini yang cukup mengkhawatirkan,” ungkap Ibrahim saat dihubungi Bisnis, Minggu (25/4/2021).

Lebih jauh Ibrahim mengungkapkan optimisme penguatan rupiah pekan kemarin akan berlanjut di awal pekan ini, didorong oleh dampak melemahnya indeks dolar AS di perdagangan minggu sebelumnya. Momen tersebut yang menyebabkan rupiah sepekan lalu menguat sekitar 0,3 persen terhadap dolar AS.

Kemudian indeks dolar AS diperkirakan akan mengalami pelemahan menyusul komentar dari Bank Sentral Eropa yang kemungkinan besar masih akan tetap melakukan pembelian obligasi. Serta membaiknya data ekonomi di Eropa maupun Inggris yang diketahui menjadi salah satu pelemah mata uang negeri Paman Sam.

Selain itu stimulus jumbo AS sebesar US$1,9 triliun dan saat ini diusahakan mencapai US$2 triliun menurut Ibrahim tidak serta merta akan mengangkat inflasi lebih tinggi di AS. Seperti diketahui, target inflasi di Amerika tahun 2021 0,8 persen, sedangkan data inflasi AS bulan lalu naik 0,1 persen dan bulan ini diperkirakan naik hingga 0,3 persen.

“Artinya apa walaupun data inflasi naik, tetapi secara jangka panjang target dolar yang ke level 94,50 sampai saat ini belum bisa tercapai. Bahkan ada kemungkinan besar indeks dolar itu akan kembali ke level 89. Nah ini yang memberikan optimisme terhadap pasar, tapi lagi-lagi saya katakan bahwa Covid-19 saat ini sedang kembali bergema di dunia,” jelas Ibrahim.

Di Tanah Air sendiri, larangan mudik oleh pemerintah menjadi sentimen negatif terhadap pertukaran nilai rupiah. Alasannya, karena larangan mudik justru mendorong masyarakat untuk pulang ke kampung halaman lebih cepat dari yang biasanya dilakukan.

Banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk mudik di awal bulan Ramadan bukan menjelang Idufitri karena belum ada aturan terkait pada awal Ramadan. Ibrahim mengungkapkan kebijakan itu hingga saat ini terus eksodus di kota besar.

Sehingga gerakan itu membuat konsumsi masyarakat mengalami penurunan yang kemudian berdampak pada pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021. Lantaran biasanya tradisi berbelanja banyak dilakukan saat menjelang Idulfitri.

Walaupun pemerintah juga mewanti-wanti adanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena lonjakan PDB kuartal I/2021 di China sebesar 18,3 persen. Seperti diketahui Indonesia menjadi salah satu negara eksportir terbesar di China.

Ibrahim pun memperkirakan jika rupiah seandainya mengalami penguatan akan berada di level Rp14.480 per dolar AS. Sedangkan seandainya melemah, kemungkinan besar berada di Rp14.680 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan Jumat (23/4/2021) nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.525 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,287 poin atau 0,31 persen ke level 91,046 pada pukul 14.53 WIB.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page