Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Senin 28 Desember

  • by

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet memprediksi nilai rupiah pada perdagangan Senin (28/12/2020) akan bergerak sideways di kisaran Rp14.210 hingga Rp14.235 per dolar AS.

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (28/12/2020) akan dipengaruhi sejumlah sentimen di dalam dan luar negeri, seperti reshuffle kabinet dan transisi presiden AS.

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet memprediksi nilai rupiah pada perdagangan Senin (28/12/2020) akan bergerak sideways di kisaran Rp14.210 hingga Rp14.235 per dolar AS.

“Kemungkinan nilai rupiah akan sideways dengan kisaran Rp14.210 hingga Rp14.235,” ujarnya, Minggu (27/12/2020).

Pada penutupan perdagangan Rabu (23/12/2020), nilai tukar rupiah ditutup menguat tipis mengikuti tren yang terjadi di pasar Asia.

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau berada di posisi Rp14.200 per dolar AS atau menguat 0,035 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan Greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama melemah 0,24 persen ke posisi 90,43.

Yusuf mengatakan salah satu sentimen yang akan memengaruhi nilai tukar rupiah pada Senin (28/12/20) adalah kebijakan reshuffle yang dilakukan Jokowi. Dia menjelaskan, reshuffle menteri memberi sedikit angin segar bagi penanganan pandemi di Indonesia.

Sentimen itu, lanjut dia, ditambah dengan salah satu pos menteri yang diganti adalah Kementerian Kementerian Kesehatan. Menurutnya, pergantian sosok pemimpin di Kementerian Kesehatan akan meningkatkan harapan dari pelaku pasar terkait penanganan pandemi virus corona yang lebih baik di Indonesia.

“Disamping itu, juga ada potensi window dressing,” ujarnya.

Kendati demikian, Yusuf mengatakan sejumlah sentimen dari luar negeri akan menjadi pemberat pergerakan nilai rupiah. Proses transisi dari Donald Trump ke Joe Biden menurutnya akan menemui tantangan.

Selain itu, mutasi Covid-19 juga mulai berdampak kepada pembatasan akses yang lebih luas di berbagai negara.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page